Amerika Serikat (AS) akan mengurangi jumlah staf yang ditugaskan di Kedutaan Besar (Kedubes) di Kabul, Afghanistan, saat semakin meluasnya tindak kekerasan oleh kelompok Taliban. Untuk membantu dan mengamankan evakuasi para staf diplomatik AS itu, sekitar 3.000 akan dikirimkan ke bandara Kabul pekan ini juga.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (13/8/2021), kabar pengurangan staf diplomatik AS di Afghanistan ini menjadi pertanda kekhawatiran paling signifikan dari pemerintahan Presiden Joe Biden soal situasi keamanan dan kegagalan pemerintah Afghanistan dalam menjaga keamanan di kota-kota penting di wilayahnya.
"Kami telah mengevaluasi situasi keamanan setiap hari untuk menentukan cara terbaik bagaimana menjaga mereka yang bertugas di kedutaan tetap aman," ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, kepada wartawan.
"Oleh karena itu, kami semakin mengurangi jejak sipil kami di Kabul menyoroti situasi keamanan yang berkembang," imbuhnya.
"Kami berharap untuk menguranginya menjadi kehadiran diplomatik inti di Afghanistan dalam beberapa pekan ke depan," ujar Price, sembari menegaskan bahwa Kedubes AS di Kabul tidak ditutup operasionalnya.
Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, dalam pernyataan terpisah, menyatakan pihaknya akan mengirimkan sekitar 3.000 tentara AS tambahan untuk sementara ke Afghanistan demi membantu mengamankan penarikan para personel diplomatik AS tersebut.
Juru bicara Pentagon, John Kirby, menuturkan bahwa pengiriman pertama tentara tambahan akan dilakukan dalam 24 jam dan 48 jam ke depan, dengan tujuan bandara Kabul.
(nvc/ita)