Round Up

Terbongkar Rencana 2 Pria di AS Bunuh Dubes Myanmar

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 08 Agu 2021 20:06 WIB
Dubes Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun yang terancam dibunuh di AS (Foto: UNTV via AP)
Jakarta -

Rencana 2 pria Myanmar untuk membunuh Duta Besar Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kyaw Moe Tun terbongkar. Kepolisian Amerika Serikat berhasil meringkus kedua pelaku dan menempatkannya di meja hijau pengadilan.

"Keduanya bersekongkol untuk melukai atau membunuh duta besar Myanmar untuk PBB dalam serangan yang direncanakan terhadap seorang pejabat asing yang akan terjadi di tanah AS," kata jaksa AS untuk distrik selatan New York, Audrey Strauss, seperti dilansir AFP, Minggu (8/8/2021)

Pengadilan federal Westchester, New York, Amerika Serikat mendakwa Phyo Hein Htut (28) dan Ye Hein Zaw (20) atas rencananya untuk menyewa pembunuh bayaran guna memaksa Kyaw Moe Tun mundur dari jabatannya, dan jika menolak akan melakukan pembunuhan. Atas perbuatannya, keduanya terancam pidana penjara hingga lima tahun.

Mengutip dokumen pengadilan, jaksa menyebut Phyo Hein Htut berkomunikasi dengan seorang penjual senjata di Thailand, yang menjual senjatanya ke militer Myanmar. Keduanya terlibat komunikasi soal rencana pembunuhan Dubes Myanmar melalui layanan obrolan video FaceTime.

Penjual senjata itu menawarkan untuk menyewa seseorang untuk mengancam melukai Kyaw Moe Tun agar dirinya mundur dari jabatannya. Jika menolak, penjual senjata itu merencanakan sabotase pembunuhan dengan merusak ban mobil Moe Tun sehingga menyebabkan kecelakaan.

Sebagai uang muka, Ye Hein Zaw mentrasfer uang $4,000 (sekitar Rp 57,6 juta) melalui aplikasi pembayaran digital Zelle ke Phyo Hein Htut pada Juli lalu.

Menurut dokumen pengadilan, biro Investigasi Federal AS menerima informasi soal rencana keduanya pada hari Selasa (3/8) lalu. Pejabat asisten direktur biro, Jacqueline Maguire, menyebut tim penegak hukum bertindak cepat setelah mengetahui potensi pembunuhan yang direncanakan di Westchester County, daerah pinggiran utara New York City, tempat duta besar itu tinggal.

"Hukum kami berlaku untuk semua orang di negara kami, dan orang-orang ini sekarang akan menghadapi konsekuensi karena diduga melanggar hukum itu," kata Maguire dalam sebuah pernyataan.

Hingga kini, masih belum diketahui apakah ada keterlibatan junta militer dalam rencana pembunuhan Dubes Myanmar itu. Jika ada bukti keterlibatan resmi dari junta, AS kemungkinan akan melanjutkan tekanannya agar junta mundur.

Kyaw Moe Tun dikenal sebagai Dubes Myanmar untuk PBB yang mendesak dunia internasional untuk menghentikan kudeta militer di negaranya. Dalam sebuah surat minggu ini, dia menyerukan embargo senjata global terhadap junta.

Menurut Kelompok Pemantau Lokal, hingga kini lebih dari 900 orang tewas di Myanmar sejak kudeta berlangsung.




(izt/gbr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork