Mahathir dan Anwar Berdamai Lagi, Tuntut PM Malaysia Mundur

Mahathir dan Anwar Berdamai Lagi, Tuntut PM Malaysia Mundur

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 02 Agu 2021 15:11 WIB
Malaysians take part in a rare anti-government rally in Kuala Lumpur on July 31, 2021, despite a tough Covid-19 coronavirus lockdown in place restricting gatherings and public assemblies. (Photo by Arif KARTONO / AFP)
ratusan warga Malaysia menggelar aksi demo antipemerintah (Foto: AFP/ARIF KARTONO)
Jakarta -

Dua politikus kelas berat, Malaysia Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim mengesampingkan permusuhan lama, dan bergabung dengan aksi protes oposisi untuk menentang penutupan parlemen dan menuntut pengunduran diri perdana menteri negara itu.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (2/8/2021), hari terakhir sidang parlemen, yang dijadwalkan berlangsung Senin (2/8) ini, telah dibatalkan setelah ditemukannya beberapa kasus infeksi Corona di badan legislatif itu.

Namun, oposisi menuduh Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin menggunakan COVID-19 sebagai alasan untuk menghindari mosi tidak percaya yang dapat menyebabkan jatuhnya pemerintahannya yang dilanda krisis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sidang parlemen, yang dimulai pekan lalu, adalah yang pertama tahun ini setelah kegiatan politik ditangguhkan di bawah keadaan darurat, untuk memerangi wabah Corona yang bertambah parah.

Pada hari Senin (2/8), Mahathir dan Anwar berdiri berdampingan di depan sekelompok sekitar 100 anggota parlemen sebelum mereka mencoba berdemo berjalan menuju parlemen.

ADVERTISEMENT

Hubungan bergejolak kedua tokoh itu telah lama membayangi politik Malaysia, dan jarang melihat mereka bersama sejak runtuhnya pemerintahan koalisi mereka tahun lalu di tengah pertikaian.

"Bahkan ketika orang mengutuk (Muhyiddin) dia tetap tidak tahu malu dan menolak untuk mundur," kata Mahathir (96) kepada wartawan di alun-alun bersejarah Kuala Lumpur.

Lihat juga Video: Mahathir Mohamad Dirikan Partai Baru untuk Melayu dan Pribumi

[Gambas:Video 20detik]



Anwar mengatakan bahwa pemerintahan Muhyiddin telah "kehilangan legitimasinya", dan dia tidak lagi mendapat dukungan mayoritas di parlemen.

"Kami memprotes hari ini karena kami ingin melindungi rakyat," tambahnya.

Para anggota parlemen yang meneriakkan "Mundur Muhyiddin", dihentikan oleh polisi ketika mereka berusaha mencapai parlemen. Mereka akhirnya membubarkan diri secara damai.

Pada akhir 1990-an, selama tugas pertamanya sebagai perdana menteri, Mahathir memecat Anwar dari pemerintahan, dan dia kemudian dipenjara karena sodomi dan penyalahgunaan kekuasaan dalam sebuah kasus yang disebut-sebut bermotif politik.

Mereka kemudian berdamai untuk memimpin aliansi oposisi menuju kemenangan pemilihan bersejarah pada tahun 2018. Namun, kemudian keduanya kembali berseteru.

Ketegangan politik meningkat, dengan Muhyiddin menghadapi seruan baru untuk mundur setelah raja menegur pemerintahannya karena menyesatkan parlemen terkait pencabutan keadaan darurat. Bahkan pada Sabtu (31/7), ratusan warga Malaysia menggelar aksi demo antipemerintah yang jarang terjadi.

Keadaan darurat secara resmi berakhir pada hari Minggu (1/8), meskipun lockdown (penguncian) nasional masih tetap berlaku.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads