Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin, mengumumkan paket stimulus ekonomi yang baru setelah memperpanjang lockdown total di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Paket stimulus senilai 150 miliar Ringgit (Rp 523,7 triliun) ini dimaksudkan untuk memitigasi dampak lockdown total.
Seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (29/6/2021), PM Muhyiddin dalam pidatonya pada Senin (28/6) waktu setempat menyatakan bahwa paket stimulus bernama Pemulih -- paket perlindungan rakyat dan pemulihan ekonomi -- ini bertujuan membantu warga mengatasi kesulitan keuangan akibat pandemi Corona.
"Saya berharap paket finansial ini mampu membantu Anda melanjutkan hidup Anda dalam beberapa bulan ke depan. Saya menyadari ada banyak dari Anda yang terkena dampak buruk, akibat berjuang melawan pandemi COVID-19 selama lebih dari setahun," ucap PM Muhyiddin dalam pidatonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (29/6/2021):
- Dokumen Rahasia Tertinggal di Halte Bus, Kemenhan Inggris Minta Maaf
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Inggris meminta maaf setelah dokumen rahasia mengenai pergerakan kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris di Laut Hitam, ditemukan di halte bus.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (29/6/2021), Menteri Pertahanan junior Inggris, Jeremy Quin mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintah "sangat menyesal" atas kesalahan tersebut, yang ia tuduhkan pada seorang pejabat senior kementerian.
Salah satu dokumen, yang ditemukan oleh seorang warga di Kent, Inggris tenggara, dan diserahkan kepada BBC, bertuliskan "Secret: UK Eyes Only".
Quin mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dokumen yang hilang itu sekarang telah kembali ke kementerian dan akses individu ke materi sensitif itu telah ditangguhkan, sambil menunggu penyelidikan.
- Lockdown Diperpanjang, PM Malaysia Umumkan Paket Stimulus Rp 523 T
Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin, mengumumkan paket stimulus ekonomi yang baru setelah memperpanjang lockdown total di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Paket stimulus senilai 150 miliar Ringgit (Rp 523,7 triliun) ini dimaksudkan untuk memitigasi dampak lockdown total.
Seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (29/6/2021), PM Muhyiddin dalam pidatonya pada Senin (28/6) waktu setempat menyatakan bahwa paket stimulus bernama Pemulih -- paket perlindungan rakyat dan pemulihan ekonomi -- ini bertujuan membantu warga mengatasi kesulitan keuangan akibat pandemi Corona.
"Saya berharap paket finansial ini mampu membantu Anda melanjutkan hidup Anda dalam beberapa bulan ke depan. Saya menyadari ada banyak dari Anda yang terkena dampak buruk, akibat berjuang melawan pandemi COVID-19 selama lebih dari setahun," ucap PM Muhyiddin dalam pidatonya.
"Meskipun jutaan warga Malaysia telah menerima bantuan finansial dari pemerintah sejak Maret 2020 ... Saya memahami bahwa bantuan harus diperpanjang selama mungkin selama pandemi masih berlangsung," imbuhnya.
- Tentara AS Diserang Roket di Suriah Usai Gempur Milisi Pro-Iran
Militer Amerika Serikat (AS) dihantam serangan sejumlah roket di wilayah Suriah. Serangan roket ini diduga merupakan balasan untuk serangan udara yang dilancarkan AS terhadap milisi pro-Iran di Suriah dan Irak pada akhir pekan.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (29/6/2021), militer AS dalam pernyataannya menyebut tidak ada laporan korban luka akibat serangan roket tersebut. Belum diketahui pihak atau kelompok yang bertanggung jawab atas serangan roket terhadap tentara AS tersebut.
Juru bicara militer AS, Kolonel Wayne Marotto, menuturkan bahwa pasukan AS di Suriah merespons serangan roket itu dengan melepas tembakan ke posisi-posisi peluncuran roket, sebagai pertahanan diri.
"Tidak ada korban luka (dari pihak AS) dan kerusakan sedang ditaksir," tutur Marotto merujuk pada serangan roket di Suriah.
- Marak Gerakan Bendera Putih di Malaysia untuk Bantu Sesama Saat Pandemi
Warga Malaysia marak menyerukan gerakan #benderaputih via media sosial di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) yang masih merajalela. Gerakan ini dimaksudkan untuk membantu sesama yang sangat membutuhkan makanan dan pasokan kebutuhan pokok selama pandemi, tanpa perlu mengemis.
Seperti dilansir Malay Mail, Selasa (29/6/2021), gerakan ini menyerukan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan untuk melambaikan atau memasang bendera atau kain berwarna putih di luar rumah mereka.
Bendera putih akan menjadi penanda dan membuat orang-orang yang mampu memberikan bantuan mengetahui rumah mana saja yang sedang menghadapi kesulitan ekstrem di tengah pandemi.
- Hambali, Dalang Bom Bali Akan Diadili Militer AS Mulai 30 Agustus
Hambali, terdakwa kasus bom Bali tahun 2002 dan serangan teror di hotel-hotel Jakarta tahun 2003 akan mulai diadili pada Agustus mendatang. Hambali akan diadili oleh militer Amerika Serikat (AS) di penjara Guantanamo Bay.
Seperti dilansir The Straits Times, Selasa (29/6/2021), Riduan Isamuddin alias Hambali dan dua terdakwa lainnya akan menghadapi dakwaan resmi di hadapan komisi militer AS di Guantanamo Bay pada 30 Agustus mendatang.
Hambali (57) ditangkap di Ayutthaya, Thailand, pada 14 Agustus 2003 dalam operasi gabungan AS-Thailand dan dipindahkan ke Guantanamo pada September 2006. Para penyidik meyakini dia menjadi dalang atas strategi organisasi teror Jemaah Islamiyah (JI) menyerang sasaran empuk.
JI sebelumnya dikaitkan dengan Al-Qaeda dan kemudian dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).