Warga Malaysia marak menyerukan gerakan #benderaputih via media sosial di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) yang masih merajalela. Gerakan ini dimaksudkan untuk membantu sesama yang sangat membutuhkan makanan dan pasokan kebutuhan pokok selama pandemi, tanpa perlu mengemis.
Seperti dilansir Malay Mail, Selasa (29/6/2021), gerakan ini menyerukan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan untuk melambaikan atau memasang bendera atau kain berwarna putih di luar rumah mereka.
Bendera putih akan menjadi penanda dan membuat orang-orang yang mampu memberikan bantuan mengetahui rumah mana saja yang sedang menghadapi kesulitan ekstrem di tengah pandemi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seruan ini semakin meluas di media sosial di tengah berbagai laporan yang menyebut warga Malaysia didorong ke titik terendah dengan adanya penutupan ekonomi nyaris total dan tanpa batas waktu yang jelas akibat Corona.
"Kibarkan bendera putih di rumah Anda jika Anda membutuhkan bantuan dengan makanan dan kebutuhan pokok. Jangan mengambil tindakan yang akan menyakiti Anda dan orang yang Anda cintai," demikian bunyi salah satu poster yang mempromosikan gerakan #benderaputih.
"Hindari stres. Tidak perlu mengemis atau mempermalukan diri. Hanya kibarkan bendera putih. Mohon kiranya ada pihak yang akan membantu," imbuh poster tersebut.
Warga Malaysia secara online mulai mengadopsi gerakan ini dan menyebarluaskannya, dengan beberapa orang menyebut gagasan ini 'menghangatkan hati' dan tepat waktu.
Simak video 'Malaysia Perpanjang Lockdown, Ini Kata Warganya':
Sejumlah pihak lainnya menekankan bahwa mengibarkan bendera putih tidak seharusnya ditafsirkan dalam arti tradisional sebagai menunjukkan kekalahan atau menyerah, namun memandangnya murni sebagai cara untuk mengisyaratkan kebutuhan untuk dukungan.
Di berbagai negara, bendera secara tradisional dipakai untuk mengisyaratkan tanda bahaya, seperti mengikatnya menjadi simpul atau mengibarkannya secara terbalik.
Beberapa pekan terakhir, sejumlah laporan kisah tragis muncul dari warga Malaysia yang mulai putus asa karena kehilangan mata pencaharian akibat pembatasan ketat untuk menekan kasus Corona.
Sejak 1 Juni, Malaysia memasuki fase 1 Rencana Pemulihan Nasional yang hanya memperbolehkan layanan esensial untuk beroperasi. Langkah ini awalnya dijadwalkan berlangsung dua pekan, namun diperpanjang hingga setidaknya enam pekan atau hingga angka harian Corona turun di bawah 4.000 kasus.
Pada Senin (28/6) waktu setempat, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengumumkan paket bantuan 'Pemulih' senilai 150 miliar Ringgit (Rp 523,7 triliun) untuk membantu warga Malaysia dan pusat-pusat bisnis yang terdampak pandemi.