Talkshow terkenal di Prancis, Le Quotidien, menayangkan rekaman salah satu jurnalisnya saat bertemu Tarel dan teman-temannya pada Selasa (8/6) waktu setempat, sebelum dia menampar Macron.
Dalam wawancara itu, salah satu teman Tarel mengidentifikasi dirinya sebagai anggota gerakan anarkis. Teman Tarel itu juga menjelaskan bahwa mereka ingin berbicara dengan Macron soal 'penurunan Prancis'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah teman dan kenalan Tarel yang berbicara kepada AFP menyatakan terkejut mengetahui aksi kasarnya terhadap Macron. Mereka menyebut Tarel sebagai sosok pemalu dan pendiam.
Rekaman video yang beredar luas di media sosial menunjukkan Tarel yang memakai kaos warna khaki, menampar Macron di wajah kemudian meneriakkan kalimat 'Turunkan Macron' dan slogan 'Montjoie! Saint Denis!', yang merupakan seruan perang abad pertengahan yang diasosiasikan dengan kelompok sayap kanan yang ingin Prancis kembali menjadi monarki.
Sumber yang memahami perkembangan penyelidikan kasus ini, menggambarkan Tarel sebagai seseorang yang 'sedikit tersesat, sedikit culun, sedikit gamer'. Disebutkan juga bahwa Tarel mengelola klub penggemar seni bela diri yang fokus pada praktik bela diri Eropa bersejarah, termasuk ilmu pedang tradisional.
(nvc/ita)