Pemerintah Denmark mengumumkan pada Selasa (18/5) waktu setempat bahwa mereka berencana untuk memulangkan 19 anak-anak dari warga Denmark yang menjadi militan ISIS di Suriah. Pemulangan akan dilakukan karena kondisi yang buruk di kamp di Suriah tempat mereka ditahan.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (19/5/2021), keputusan itu diambil setelah ada laporan komisi yang mempelajari kondisi repatriasi.
"Situasi terkait keamanan kemanusiaan di kamp-kamp itu memburuk. Khususnya di kamp al-Hol, di mana terdapat kekurangan makanan dan perawatan medis," kata Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod pada konferensi pers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamp al-Hol yang berada di provinsi Hasakeh di timur laut Suriah, menampung keluarga para terduga militan ISIS.
Sebelumnya pemerintah Denmark menolak pemulangan anak-anak tersebut. Namun, situasi kemanusiaan dan radikalisasi anak-anak di kamp tersebut mendorong pemerintah Denmark untuk mengubah pendekatannya. Selain 19 anak-anak, tiga perempuan Denmark yang menjadi ibu dari sebagian anak-anak tersebut, juga akan dipulangkan.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menegaskan pada bulan Maret lalu, bahwa orang tua warga negara Denmark di kamp tersebut tidak akan dipulangkan, sehingga langkah yang diumumkan pada Selasa (18/5) untuk memulangkan tiga ibu tersebut menandai perubahan kebijakan.
Para wanita ini "harus dihukum seberat mungkin setelah mereka kembali ke Denmark," kata Menteri Kehakiman Nick Haekkerup.
Simak juga 'Kisah Korban Selamat dari ISIS di Palma: Kabur ke Hutan-7 Hari Tak Makan':
Menurut badan intelijen Denmark, para ibu itu akan menghadapi tuntutan "terorisme" sekembalinya mereka ke kerajaan Skandinavia tersebut.
Menurut dinas intelijen polisi Denmark, PET, setidaknya 160 orang dari Denmark telah pergi berperang ke Suriah atau Irak untuk bergabung dengan ISIS.
Sekitar sepertiga dari mereka telah terbunuh dalam pertempuran, 32 orang masih di sana dan sekitar setengahnya telah kembali ke Denmark atau pergi untuk tinggal di tempat lain.
(ita/ita)