Di bawah UU sebelumnya yang berlaku di Prancis, jaksa harus membuktikan bahwa seorang anak di bawah umur telah dipaksa, diancam, atau ditipu untuk berhubungan seks dengan orang dewasa demi bisa menjeratkan dakwaan pemerkosaan atau penyerangan seksual.
UU baru ini digagas oleh anggota Senat Prancis, yang sebelumnya mengusulkan agar batasan seks konsensual ditetapkan pada usia 13 tahun, yang tergolong salah satu yang terendah di kawasan Eropa. Namun pemerintahan Presiden Emmanuel Macron mendorong batasan usianya ditetapkan lebih tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan juga bahwa UU ini mengizinkan hubungan seks antara seorang remaja dan orang muda dewasa dengan perbedaan usia maksimum 5 tahun. Selisih usia ini dikritik oleh beberapa anggota parlemen Prancis karena dianggap terlalu besar, namun Dupond-Moretti mempertahankannya.
Dupond-Moretti menegaskan bahwa dirinya tidak ingin 'mengadili anak muda berusia 18 tahun karena berhubungan seks secara konsensual dengan seorang remaja perempuan berusia 14,5 tahun'. UU itu mendapat 300 amandemen di kamar bawah Majelis Nasional.
Persoalan batas usia untuk seks konsensual berulang kali menjadi perdebatan sejak tahun 2018 saat muncul kasus seorang pemuda 28 tahun berhubungan seks dengan seorang anak perempuan berusia 11 tahun yang ditemuinya di taman. Sang pemuda awalnya dijerat dakwaan lebih ringan dari kejahatan seksual, bukan dakwaan pemerkosaan.
Kasus ini memicu kemarahan publik di Prancis, di mana hubungan seks antara orang dewasa dan anak di bawah umur seringkali dianggap tidak berbahaya ketika hubungan disebut dilakukan secara konsensual.
(nvc/ita)