Seorang penasihat dari kedutaan China di Yangon berbicara melalui telepon dengan anggota Komite Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH), yang didirikan oleh anggota parlemen NLD setelah kudeta.
Panggilan telepon itu adalah kontak pertama antara pejabat China dan anggota parlemen dari NLD yang digulingkan sejak pengambilalihan militer 1 Februari lalu. CRPH sebelumnya memang meminta untuk bertemu dengan para pejabat dari China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyusul laporan tersebut, pada Jumat (9/4) lalu, Kedutaan China mengatakan bahwa pihaknya telah berhubungan dengan "semua pihak" di Myanmar.
"Tujuannya adalah untuk memainkan peran mempromosikan perdamaian dan diskusi, dan menjaga stabilitas di Myanmar, menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan konsultasi, dan terus mendorong proses transformasi demokrasi," demikian yang disampaikan Kedubes China.
Komentar tersebut menggemakan pernyataan dari Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, bulan lalu bahwa China bersedia untuk terlibat dengan "semua pihak" untuk meredakan krisis di Myanmar dan berusaha untuk tidak memihak.
"China bersedia untuk menghubungi dan berkomunikasi dengan semua pihak atas dasar menghormati kedaulatan Myanmar dan keinginan rakyat, sehingga dapat memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan," kata Wang dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan tahunan China.
Banyak pihak percaya China adalah salah satu dari sedikit negara yang memiliki pengaruh, baik dengan junta militer maupun kelompok etnis bersenjata di sepanjang perbatasan utara Myanmar.
Para pemimpin tertinggi NLD, yang sekarang berada di lokasi yang aman, mengatakan bahwa China memiliki pengaruh yang diperlukan untuk menghentikan kekerasan di Myanmar.
(izt/dhn)