Seperti dilansir Associated Press, Kamis (8/4/2021), juru bicara Komando Area Timur Militer China, Zhang Chunhui, dalam pernyataannya menyebut otoritas China melacak dan memantau sebuah kapal AS bernama USS John S McCain yang terdeteksi melintasi Selat Taiwan pada Rabu (7/4) waktu setempat.
Zhang mengkritik langkah AS itu dengan menyebutnya telah memberikan 'sinyal yang salah' untuk pemerintah Taiwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara sengaja mengganggu situasi di kawasan dengan membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," sebut Zhang mengomentari langkah kapal militer AS tersebut.
- Erdogan Umumkan Proyek Terusan Istanbul Senilai Rp 133 T Segera Dimulai
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan bahwa persiapan untuk tender proyek pembangunan Terusan Istanbul hampir selesai. Proyek ini diketahui menuai kritikan terkait biaya dan dampak lingkungannya.
Seperti dilansir Reuters dan Daily Sabah, Kamis (8/4/2021), proyek bernama Kanal Istanbul ini akan menghubungkan Laut Hitam yang ada di bagian utara Istanbul dengan Laut Marmara yang ada di bagian selatan kota tersebut. Proyek ini diperkirakan memakan biaya hingga 75 miliar Lira (Rp 133 triliun).
Dalam pernyataan pada Rabu (7/4) waktu setempat, Erdogan mengumumkan bahwa Turki akan segera menggelar tender untuk kanal besar tersebut dan melakukan peletakan fondasi pada musim panas mendatang.
- Atase Militer Myanmar Duduki Kedutaan di London, Dubes Bertahan di Luar
Duta Besar (Dubes) Myanmar untuk Inggris menyebut seorang tokoh terkait militer Myanmar menduduki kedutaan pada hari Rabu (7/4) dan melarang dia masuk. Sebuah kebuntuan diplomatik yang luar biasa, sebulan setelah Dubes tersebut menyerukan kepada junta militer Myanmar untuk membebaskan pemimpin sipil yang digulingkan Aung San Suu Kyi.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (8/4/2021), para pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung di kawasan Mayfair, London dengan Dubes Kyaw Zwar Minn, ketika muncul laporan bahwa dia telah dikunci. Ketika ditanya siapa yang ada di dalam, dia menjawab: "Atase pertahanan, mereka menempati kedutaan saya."
Dubes Myanmar itu mengatakan kepada AFP bahwa dia akan tinggal di luar kedutaan "sepanjang malam", dan menyatakan "ini adalah gedung saya".
Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara menggulingkan pemimpin sipil Suu Kyi pada 1 Februari, dengan hampir 600 orang tewas dalam tindakan keras terhadap protes antikudeta yang telah memicu kemarahan internasional.
(ita/ita)