Silang pendapat terjadi saat video kematian George Floyd diputar di sidang yang digelar di Minneapolis, Amerika Serikat (AS), di mana terdakwa utama Derek Chauvin dihadirkan langsung.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (30/3/2021), diketahui video mengerikan itu menunjukkan momen mendiang Floyd mengalami kesulitan bernapas saat lehernya ditindih lutut Chauvin. Jaksa penuntut Jerry Blackwell menunjukkan video tersebut kepada para juri pengadilan dalam kesempatan awal saat menyampaikan argumen pembuka.
Jaksa Blackwell mengingatkan para juri bahwa angka yang harus diingat adalah 9 menit 29 detik, yang menandai lamanya Chauvin menindihkan lututnya di leher Floyd pada Mei tahun lalu. Lebih lanjut, jaksa Blackwell juga mengungkapkan bahwa Chauvin tidak mengurangi kekuatannya bahkan setelah Floyd yang saat itu diborgol, mengatakan sebanyak 27 kali bahwa dia tidak bisa bernapas dan menjadi lemas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (Chauvin-red) meletakkan lutut di leher dan punggungnya (Floyd-red), menindih dan menekannya, sampai napas -- tidak, ladies and gentleman -- hingga nyawanya terlepas darinya," tegas jaksa Blackwell dalam argumennya di ruang sidang.
Pengacara Chauvin, Eric Nelson, langsung membalas argumen jaksa. "Derek Chauvin melakukan persis seperti yang telah dijalani dalam latihan selama 19 tahun kariernya," ucap Nelson membela kliennya.
Nelson juga menyangkal argumen yang menyebut Chauvin harus disalahkan atas kematian Floyd (46). Disebutkan Nelson bahwa tidak ada tanda-tanda asfiksia pada jenazah Floyd dan ditemukan bekas fentanyl dan methamphetamine dalam sistem tubuhnya.
Ditambahkan Nelson, penggunaan narkoba oleh Floyd, dikombinasikan dengan penyakit jantung dan tekanan darah tinggi yang dideritanya, serta adrenalin yang mengalir ke seluruh tubuhnya, telah menyebabkan gangguan ritme jantung yang membunuhnya.
"Tidak ada alasan politik atau sosial di ruang sidang ini. Tapi buktinya jauh lebih besar dari 9 menit 29 detik," sebutnya.
Adu argumen masih terjadi dimana Jaksa Blackwell langsung menepis tuduhan Nelson dan menegaskan Floyd tidak memakai narkoba dan tidak memiliki gangguan kesehatan bawaan. Ditegaskan jaksa Blackwell bahwa lutut Chauvin-lah yang membunuh Floyd.
Video yang ditayangkan dalam sidang merupakan video yang diposting ke Facebook oleh seorang saksi yang menyaksikan Floyd ditangkap setelah dituduh menggunakan uang palsu di sebuah minimarket. Video itu yang memicu kemarahan publik AS dan mendorong digelarnya unjuk rasa besar-besaran.
Rekaman video itu ditampilkan di hadapan para juri pada sejumlah layar, dengan salah satu juri tampak menarik napas dalam saat Floyd mengatakan dirinya tidak bisa bernapas. Terdapat 14 juri dalam persidangan kasus Floyd, yang terdiri atas delapan juri berkulit putih dan enam juri berkulit hitam atau multiras. Mereka nantinya akan menentukan apakah Chauvin bersalah atau tidak dalam kasus ini.
Sementara itu, Chauvin sendiri duduk dengan tenang saat video Floyd ditayangkan. Dia tampak mencatat sesuatu dan sesekali menatap ke layar.
Dalam kasus ini, Chauvin (45) dijerat dakwaan pembunuhan tingkat kedua, pembunuhan tingkat ketiga dan pembunuhan secara tak disengaja (manslaughter). Dakwaan paling serius yakni pembunuhan tingkat kedua memiliki ancaman hukuman maksimum 40 tahun penjara.