Tersangkutnya kapal kontainer raksasa di Terusan Suez, Mesir, membuat aktivitas di salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia itu terblokir. Lalu seberapa besar kapal kontainer raksasa itu?
Seperti dilansir BBC, Kamis (25/3/2021) kapal kontainer raksasa sepanjang empat lapangan sepak bola itu, dioperasikan oleh perusahaan perkapalan Taiwan, Evergreen Marine. Kapal bernama Ever Given itu diketahui memiliki panjang sekitar 400 meter dan lebar 59 meter, sehingga menyebabkan puluhan kapal di Terusan Suez terjebak dalam antrean dari kedua arah.
Kapal yang terdaftar di Panama itu memiliki bobot 200.000 ton. Menurut kantor berita Reuters, kapal Ever Given itu bisa membawa 20.000 kontainer pengiriman berukuran 20 kaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (25/3/2021):
- Pemilik Kapal Raksasa yang Nyangkut di Terusan Suez Minta Maaf
Shoei Kisen yang merupakan pemilik kapal kontainer raksasa MV Ever Given yang kandas dan terjebak di Terusan Suez menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas insiden yang terjadi. Ditegaskan bahwa upaya terus dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (25/3/2021), kapal berbendera Panama, yang dikelola Taiwan namun dimiliki oleh perusahaan penyewaan kapal, Shoei Kisen Ltd dari Jepang itu kandas di Terusan Suez usai kehilangan kendali akibat angin kencang yang dibawa badai pasir pada Selasa (23/3).
Citra satelit yang dirilis Planet Labs Inc menunjukkan kapal kontainer dengan panjang 400 meter dan lebar 59 meter itu terjebak secara diagonal dan membentang di seluruh lebar kanal.
Insiden ini memicu kemacetan di Terusan Suez dan menghambat penyaluran muatan barang perdagangan senilai miliaran dolar Amerika yang melalui jalur perairan strategis itu.
- Kesaksian Mengerikan di Pengadilan Liberia: Pemberontak Minum Darah Korban
Pengadilan perdana terkait kejahatan perang digelar di Liberia. Para saksi mengatakan mantan pemberontak Gibril Massaquoi, dituduh melakukan pemerkosaan dan ritual pembunuhan selama perang saudara di negara itu.
Seperti dilansir AFP, Kamis (25/3/2021) sekitar seperempat juta orang terbunuh antara 1989-2003 dalam konflik yang ditandai dengan kekerasan dan pemerkosaan tanpa ampun, yang sering dilakukan oleh prajurit yang masih di bawah umur.
Warga negara Sierra Leone, Massaquoi dikenal sebagai komandan senior dari Front Persatuan Revolusioner (RUF), sebuah kelompok pemberontak Sierra Leone yang juga bertempur di Liberia. Pada Maret lalu, pria berusia 51 tahun itu ditangkap di Finlandia, setelah sebuah kelompok hak asasi menyelidiki catatan perangnya.
Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, pada 23 Februari lalu, pihak pengadilan Finlandia pergi ke ibu kota Liberia, Monrovia, untuk mendengarkan pernyataan seorang saksi dalam kasus tersebut.
- Lebih dari 10 Ribu Keluarga di Malaysia Menjerit Butuh PRT
Asosiasi Sumber Daya Manusia Nasional Malaysia (Pusma) menyebut ada kebutuhan mendesak untuk pembantu rumah tangga (PRT) asing di Malaysia, terutama saat banyak warga yang bekerja dari rumah selama pandemi virus Corona (COVID-19).
Seperti dilansir The Star, Kamis (25/3/2021), Presiden Pusma, Zarina Ismail, menyebut bahwa lebih dari 10 ribu keluarga di Malaysia menderita karena belum juga mendapatkan PRT.
"Yang menambah kesengsaraan mereka adalah banyak PRT asing yang mengakhiri kontrak kerja mereka segera dan kembali ke negara mereka," tutur Zarina dalam konferensi pers pada Kamis (25/3) waktu setempat.