Asosiasi Sumber Daya Manusia Nasional Malaysia (Pusma) menyebut ada kebutuhan mendesak untuk pembantu rumah tangga (PRT) asing di Malaysia, terutama saat banyak warga yang bekerja dari rumah selama pandemi virus Corona (COVID-19).
Seperti dilansir The Star, Kamis (25/3/2021), Presiden Pusma, Zarina Ismail, menyebut bahwa lebih dari 10 ribu keluarga di Malaysia menderita karena belum juga mendapatkan PRT.
"Yang menambah kesengsaraan mereka adalah banyak PRT asing yang mengakhiri kontrak kerja mereka segera dan kembali ke negara mereka," tutur Zarina dalam konferensi pers pada Kamis (25/3) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zarina menuturkan bahwa banyak keluarga yang berjuang untuk menghadapi kurangnya PRT dan situasinya sulit bagi mereka yang sudah lanjut usia dan hidup sendirian, atau membutuhkan bantuan khusus.
Dia menekankan bahwa para ibu yang bekerja menjadi yang terdampak parah oleh kekurangan PRT, karena mereka harus bekerja dari rumah sambil mengurusi anak-anak mereka yang masih kecil, atau orang tua yang sudah lanjut usia atau mengalami disabilitas.
"Sejumlah anak masuk sekolah dua atau tiga kali seminggu, dengan yang lain tetap di rumah," sebut Zarina. "Banyak orang tua kesusahan harus bekerja dari rumah sambil mengurusi anak-anak dan rumah tangga mereka," imbuhnya.
Soal risiko penyebaran Corona akibat masuknya PRT asing ke Malaysia, Zarina menyebut hal itu tidak signifikan diabaikan. Dia mengutip data statistik yang disampaikan Menteri Senior Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, yang menyebut bahwa hanya 0,42 persen dari 117.449 warga negara asing yang masuk ke Malaysia yang dinyatakan positif Corona antara 24 Juli 2020 hingga 5 Februari 2021.
"Ini berarti hanya ada satu kasus positif dari 238 kedatangan, yang tergolong tidak signifikan," sebut Zarina.
Lihat juga video'MPR Minta Menlu Tindak WNI Jika Terlibat 'Penjualan' PRT Online':