Kasus serangan dan kekerasan rasial terhadap orang Asia-Amerika di sejumlah wilayah di Amerika Serikat kian meningkat. Lalu apa alasan terjadinya tindakan represif tersebut?
Seperti dilansir dari BBC, Jumat (12/3/2021) sejak dimulainya pandemi COVID-19 satu tahun lalu, lonjakan pelecehan dan kekerasan terhadap warga Asia disana meningkat tajam. Ribuan kasus dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir, mulai dari diludahi dan dilecehkan secara verbal hingga insiden penyerangan fisik.
Para pendukung dan aktivis mengatakan ini adalah kejahatan rasial, dan sering dikaitkan dengan retorika yang menyalahkan orang Asia atas penyebaran COVID-19. Hal itu sudah diperingatkan oleh FBI (Biro Penyelidik Federal) yang mengatakan pada awal wabah COVID-19 di AS bahwa mereka memperkirakan akan terjadi lonjakan kejahatan rasial terhadap orang-orang keturunan Asia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (12/3/2021):
- Bunuh 2 Anaknya Demi Asuransi, Pria Mesir Dibui 212 Tahun di AS
Seorang pria yang tinggal di California, Amerika Serikat (AS), dijatuhi vonis lebih dari 200 tahun penjara terkait pembunuhan dua anaknya yang autis. Pria berusia 45 tahun ini sengaja menenggelamkan kedua anaknya dengan mengemudikan mobilnya ke dermaga demi mendapatkan uang asuransi mereka.
Seperti dilansir AFP, Jumat (12/3/2021), Ali Elmezayen (45) yang berkewarganegaraan Mesir dan tinggal di California ini, diadili di pengadilan AS dan telah dinyatakan bersalah atas dakwaan federal penipuan surat dan wire, pencurian identitas dan pencucian uang pada Oktober 2019.
Pada Kamis (11/3) waktu setempat, hakim distrik AS, John Walter, menjatuhkan vonis 212 tahun penjara terhadap Elmezayen. Hakim Walter menyebut tindakan Elmezayen sebagai 'kejahatan yang kejam dan tidak berperasaan'.
"Dia penipu ulung dan pembohong yang terampil," sebut hakim Walter dalam putusannya.
- Umat Kristen Bisa Pakai Kata 'Allah', Menteri Malaysia Imbau Semua Pihak Tenang
Putusan Pengadilan Tinggi Malaysia yang menyatakan umat Kristen bisa menggunakan kata 'Allah' dalam publikasi keagamaan atau untuk tujuan pendidikan, menuai reaksi beragam. Menteri Dalam Negeri Malaysia, Hamzah Zainuddin, mengimbau semua pihak tetap tenang dan menghormati proses peradilan.
Seperti dilansir The Star, Jumat (12/3/2021), Hamzah mengimbau publik untuk tidak membuat asumsi tentang putusan pengadilan tersebut. Dia menegaskan kementeriannya akan memutuskan langkah selanjutnya setelah putusan pengadilan secara tertulis diterima pihaknya.
"Sementara itu, saya mengimbau semua orang untuk tetap tenang," ujar Hamzah dalam pernyataannya.
Selain memutuskan soal penggunaan kata 'Allah', Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur juga memutuskan bahwa umat Kristen bisa menggunakan tiga kata Arab lainnya, yakni Baitullah, Kaabah dan solat.
- NASA: Asteroid Besar Akan Lintasi Bumi pada 21 Maret
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan bahwa sebuah asteroid besar akan melintasi Bumi pada 21 Maret mendatang. Ini akan menjadi asteroid terbesar yang melintasi Bumi tahun ini. Asteroid itu akan mendekat dengan jarak sekitar 1,25 juta mil (dua juta kilometer) dari bumi.
Seperti dilansir AFP, Jumat (12/3/2021) NASA mengatakan hal itu akan memungkinkan para astronom untuk melihat dari dekat asteroid tersebut. Asteroid itu, yang dinamai 2001 FO32, diperkirakan berdiameter sekitar 3.000 kaki dan telah ditemukan 20 tahun lalu.
"Kami mengetahui jalur orbit 2001 FO32 mengelilingi Matahari dengan sangat akurat," kata Paul Chodas, direktur Pusat Studi Objek Dekat Bumi. "Tidak ada kemungkinan asteroid akan lebih dekat ke Bumi dari 1,25 juta mil," imbuh Chodas.
- Kenapa Orang Asia Dipukuli di Amerika Serikat?
Kasus serangan dan kekerasan rasial terhadap orang Asia-Amerika di sejumlah wilayah di Amerika Serikat kian meningkat. Lalu apa alasan terjadinya tindakan represif tersebut?
Seperti dilansir dari BBC, Jumat (12/3/2021) sejak dimulainya pandemi COVID-19 satu tahun lalu, lonjakan pelecehan dan kekerasan terhadap warga Asia disana meningkat tajam. Ribuan kasus dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir, mulai dari diludahi dan dilecehkan secara verbal hingga insiden penyerangan fisik.
Para pendukung dan aktivis mengatakan ini adalah kejahatan rasial, dan sering dikaitkan dengan retorika yang menyalahkan orang Asia atas penyebaran COVID-19. Hal itu sudah diperingatkan oleh FBI (Biro Penyelidik Federal) yang mengatakan pada awal wabah COVID-19 di AS bahwa mereka memperkirakan akan terjadi lonjakan kejahatan rasial terhadap orang-orang keturunan Asia.
Sementara itu, pada akhir tahun lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan laporan yang merinci "tingkat yang mengkhawatirkan" dari kekerasan bermotif rasial dan insiden kebencian lainnya terhadap orang Asia-Amerika.
- AS Bikin Rudal Nuklir Baru Rp 1.439 T, Ilmuwan Khawatir
Amerika Serikat (AS) tengah memproduksi sebuah rudal nuklir baru senilai US$ 100 miliar atau setara Rp 1.439 triliun. Namun hal ini memicu kekhawatiran para ilmuwan karena proyek rudal nuklir baru AS disebut didasarkan pada asumsi yang salah dan ketinggalan zaman.
Seperti dilansir The Guardian, Jumat (12/3/2021), hal tersebut diungkapkan dalam laporan terbaru Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) berjudul 'Siloed Thinking' yang dijadwalkan akan dirilis pekan depan.
Laporan FAS itu melontarkan argumen bahwa proyek rudal penangkal strategis berbasis darat (GBSD) didorong oleh lobi industri yang intens dan politikus dari negara-negara bagian yang akan paling diuntungkan secara ekonomi, dibandingkan didasarkan pada penilaian yang jelas soal tujuan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang baru ini.
"Semakin jelas bahwa belum ada pertimbangan serius soal peran apa yang seharusnya dimainkan senjata era Perang Dingin ini dalam lingkungan keamanan pasca-Perang Dingin," sebut FAS dalam laporannya.