Polisi Myanmar yang menolak perintah junta militer untuk menembak demonstran antikudeta angkat bicara. Mereka kini mengundurkan diri dan kabur ke India untuk mencari perlindungan.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (10/3/2021) polisi bernama Tha Peng tersebut mengaku diperintahkan untuk menembak para pengunjuk rasa dengan senapan mesinnya untuk membubarkan mereka di kota Khampat, Myanmar pada 27 Februari lalu. Kopral itu menolak perintah itu.
"Keesokan harinya, seorang petugas menelepon untuk menanyakan apakah saya akan menembak," katanya. Polisi berusia 27 tahun itu kembali menolak dan kemudian mengundurkan diri dari kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom hari ini, Rabu (10/3/2021):
- Bangkit Lagi, Boeing Terima Puluhan Pesanan Pembelian 737 MAX
Boeing melaporkan bahwa pesanan pembelian pesawat komersial baru bulan lalu melebihi jumlah pembatalan untuk pertama kalinya sejak November 2019. Hal itu terjadi akibat adanya kontrak baru untuk Boeing jenis 737 MAX.
Seperti dilansir AFP, Rabu (10/3/2021) Boeing menerima 82 pesanan pembelian pesawat pada bulan Februari tahun ini, termasuk 39 pesanan untuk 737 MAX, yang kembali beroperasi pada akhir 2020 setelah dilarang terbang selama 20 bulan usai dua kecelakaan mematikan.
Menurut data di situs web resmi Boeing, ada 51 pembatalan pesanan pada Februari lalu, yang berarti lebih sedikit dibanding pesanan pembelian pesawat. Angka-angka tersebut menunjukkan kebangkitan sebagian dari salah satu periode paling buruk Boeing dalam lebih dari 100 tahun sejarahnya.
- Demonstran Myanmar Ramai-ramai Bikin Tato, Terlaris Tato Suu Kyi
Karya seni menjadi cara unik untuk mengekspresikan protes terhadap kudeta Myanmar yang dilakukan oleh junta militer. Para seniman turut membantu membentuk bagaimana protes diekspresikan secara visual, dari mural besar, karya seni pinggir jalan, dan tanda-tanda protes satir yang mengejek pemimpin kudeta Jenderal Min Aung Hlaing, dan yang paling populer, tato gambar Aung San Suu Kyi.
"Tato adalah kenangan abadi sepanjang hidup Anda, dan cara untuk mengekspresikan impian kita. Itu tidak bisa disingkirkan dan karena itu menunjukkan solidaritas kami. Itu menyatukan kami para pengunjuk rasa," ujar Htun Htun, warga Nyaung Shwe, yang berasal dari Yangon, seperti dilansir CNN, Rabu (10/3/2021).
Htun Htun adalah satu dari sekitar 70 orang yang mengikuti aksi tato di Nyaung Shwe pada hari Jumat (5/3).
Acara yang diorganisir oleh kelompok pemuda lokal dari etnis minoritas Intha ini mengundang warga untuk membuat tato protes untuk menggalang dana bagi gerakan pembangkangan sipil atau CDM. Diketahui CDM mengajak ribuan pekerja kerah putih dan biru, dari petugas medis, bankir dan pengacara hingga guru, insinyur dan pekerja pabrik, mogok dari pekerjaan mereka sebagai bentuk perlawanan terhadap kudeta militer 1 Februari.
- Pertama di Eropa, Prancis Gelar Latihan Militer Luar Angkasa
Prancis menggelar latihan militer luar angkasa pertamanya untuk menguji kemampuannya dalam mempertahankan satelit-satelitnya dari serangan, sebagai tanda meningkatnya persaingan antara kekuatan dunia di orbit Bumi.
Seperti dilansir AFP, Rabu (10/3/2021) Michel Friedling, kepala Komando Antariksa Prancis, menyebut latihan itu sebagai "uji tekanan terhadap sistem kita" dan mengatakan latihan itu "adalah yang pertama bagi militer Prancis dan bahkan yang pertama di Eropa."
Simak video 'Rekaman CCTV Militer Myanmar Jemput Paksa Pendukung Suu Kyi':
Dengan menggunakan nama sandi "AsterX" yang mengacu pada satelit Prancis pertama, Asterix tahun 1965, latihan tersebut akan mensimulasikan pemantauan objek luar angkasa yang berpotensi berbahaya, serta ancaman terhadap satelit.
"Serangkaian peristiwa muncul dan menciptakan situasi krisis atau ancaman terhadap infrastruktur luar angkasa kita, tetapi tidak hanya ini," kata Friedling kepada wartawan dari markas Komando Luar Angkasa di Toulouse, barat daya Prancis.
- Polisi Myanmar Ungkap Militer Perintahkan Tembak Mati Demonstran
Polisi Myanmar yang menolak perintah junta militer untuk menembak demonstran antikudeta angkat bicara. Mereka kini mengundurkan diri dan kabur ke India untuk mencari perlindungan.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (10/3/2021) polisi bernama Tha Peng tersebut mengaku diperintahkan untuk menembak para pengunjuk rasa dengan senapan mesinnya untuk membubarkan mereka di kota Khampat, Myanmar pada 27 Februari lalu. Kopral itu menolak perintah itu.
"Keesokan harinya, seorang petugas menelepon untuk menanyakan apakah saya akan menembak," katanya. Polisi berusia 27 tahun itu kembali menolak dan kemudian mengundurkan diri dari kepolisian.
Tha Peng akhirnya memutuskan pergi dengan keluarganya meninggalkan Myanmar pada 1 Maret lalu. Ia melakukan perjalanan selama tiga hari, kebanyakan pada malam hari untuk menghindari deteksi, sebelum menyeberang ke negara bagian Mizoram, India.
- PM Thailand Jadi Sorotan Usai Semprot Disinfektan ke Wartawan
Aksi Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha menjadi sorotan setelah dirinya menyemprotkan disinfektan ke arah wartawan yang mencercanya dengan berbagai pertanyaan, termasuk soal reshuffle kabinet.
Seperti dilansir dari kantor berita Associated Press, Rabu (10/3/2021) PM Thailand itu diketahui sedang berbicara pada konferensi pers mingguan di Bangkok pada Selasa (9/3) waktu setempat. Sejumlah wartawan memberondongnya dengan banyak pertanyaan.
Gusar oleh pertanyaan terakhir tentang kemungkinan reshuffle kabinet, dia mengatakan kepada wartawan untuk mengurus urusan mereka sendiri. Kemudian dia mengambil botol spray disinfektan dan menyemprotkan ke barisan depan para wartawan sebelum meninggalkan lokasi konferensi.