Petinggi Militer AS Khawatirkan Invasi China ke Taiwan

Petinggi Militer AS Khawatirkan Invasi China ke Taiwan

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 10 Mar 2021 12:32 WIB
FILE - In this Sept. 25, 2015, file photo, a military honor guard await the arrival of Chinese President Xi Jinping for a state arrival ceremony at the White House in Washington. China on Tuesday, Dec. 8, 2020, lashed out at the U.S. over new sanctions against Chinese officials and the sale of more military equipment to Taiwan. (AP Photo/Andrew Harnik, File)
Ilustrasi (Foto: AP Photo/Andrew Harnik, File)
Washington DC -

Amerika Serikat (AS) khawatir China bisa melakukan invasi ke Taiwan dalam enam tahun ke depan, seiring negara itu mempercepat langkahnya untuk menggantikan kekuatan militer AS di Asia.

Seperti dilansir AFP, Rabu (10/3/2021) Taiwan telah lama berada di bawah ancaman invasi oleh China, yang memandang pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya dan telah berjanji untuk mengambil alihnya suatu hari nanti, jika perlu dengan kekerasan.

"Saya khawatir mereka (China) mempercepat ambisi mereka untuk menggantikan Amerika Serikat dan peran kepemimpinan kami dalam tatanan internasional berbasis aturan pada tahun 2050," kata perwira tinggi militer AS di Asia-Pasifik, Laksamana Philip Davidson.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Taiwan jelas merupakan salah satu ambisi mereka (China). Dan saya pikir ancaman itu nyata selama dekade ini, pada kenyataannya, dalam enam tahun ke depan," ujar petinggi militer itu kepada komite Senat AS.

Taiwan memisahkan diri dari China pada akhir perang saudara pada tahun 1949 dan terus berada di bawah ancaman invasi terus-menerus China.

ADVERTISEMENT

Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1979, tetapi tetap menjadi sekutu tidak resmi dan pendukung militer paling penting di Taiwan.

Mantan Presiden AS Donald Trump menjalin hubungan yang lebih hangat dengan Taiwan saat dia berselisih dengan China tentang masalah-masalah seperti perdagangan dan keamanan nasional.

Pemerintahan Presiden Joe Biden pun telah menawarkan Taiwan optimisme untuk dukungan lanjutan, dengan Departemen Luar Negeri AS menyatakan pada bulan Januari lalu, bahwa komitmen AS ke pulau itu "kokoh". Sebelumnya, Duta besar de facto Taiwan untuk AS secara resmi diundang ke pelantikan Biden, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 1979.

China juga telah membuat klaim teritorial yang luas di Laut China Selatan yang kaya sumber daya dan bahkan mengancam pulau AS, Guam.

"Guam adalah target saat ini," kata Davidson seraya mengatakan bahwa militer China telah merilis video simulasi serangan di sebuah pangkalan pulau yang sangat mirip dengan fasilitas AS di Diego Garcia dan Guam.

Davidson juga meminta anggota parlemen AS untuk menyetujui pemasangan sistem antirudal Aegis Ashore di Guam, yang mampu mencegat rudal paling kuat dari China.

Guam "perlu dipertahankan dan perlu dipersiapkan untuk ancaman yang akan datang di masa depan," katanya.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads