Otoritas Amerika Serikat (AS) mengidentifikasi tiga publikasi online yang diarahkan oleh dinas intelijen Rusia, yang disebut berupaya merusak citra vaksin-vaksin virus Corona (COVID-19) yang diproduksi Pfizer dan Moderna.
"Menyebarkan banyak jenis informasi keliru, termasuk tentang vaksin Pfizer maupun Moderna, serta organisasi internasional, konflik militer, unjuk rasa, dan setiap isu yang memecah-belah yang bisa mereka eksploitasi," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, seperti dilansir Reuters, Senin (8/3/2021).
Media terkemuka AS, Wall Street Journal (WSJ), pertama melaporkan hal tersebut pada Minggu (7/3) waktu setempat. Kepada WSJ, juru bicara Kremlin menyangkal klaim yang menyebut Rusia menyebarkan informasi palsu soal vaksin Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedutaan Besar Rusia di Washington DC enggan mengomentari laporan tersebut.
Otoritas Rusia diketahui menyetujui vaksin Corona buatannya, Sputnik V, pada Agustus tahun lalu, sebelum uji klinis skala besar dimulai. Saat itu, Rusia mengklaim sebagai negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin Corona.
Uji klinis yang ditinjau selama berbulan-bulan kemudian mengklaim vaksin Sputnik V efektif 92 persen melawan virus Corona.
Sementara Pfizer yang berkantor di New York, AS, bersama BioNTech dari Jerman, memproduksi vaksin Corona pertama yang disetujui di AS -- pada Desember 2020. Vaksin Moderna -- yang kantornya ada di Massachusetts -- menjadi vaksin Corona kedua yang disetujui di AS.
Simak juga video 'WHO: Vaksin COVAX Sudah Dikirim ke 20 Negara':