Wali Kota Corleone, Italia, Nicolo Nicolosi (78) mengundurkan diri usai terjadinya polemik vaksinasi COVID-19. Nicolasi mendapat kecaman karena melompati antrean vaksinasi virus Corona.
"Saya menghabiskan malam tanpa tidur untuk memikirkan keputusan ini dan saya menyimpulkan bahwa adalah tepat bagi saya untuk mengundurkan diri," kata Nicolisi kepada kantor berita ANSA, seperti dilansir AFP, Minggu (7/3/2021).
Wali Kota dari kota kecil dekat Palermo itu mengatakan "Bahkan jika saya bersikeras bahwa saya membuat pilihan yang tepat dalam mendapatkan vaksin untuk saya dan anggota dewan kota," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari Sabtu (6/3) waktu setempat, laporan pers mengatakan polisi sedang menyelidiki wali kota dan anggota pemerintah kota lainnya mengenai vaksin COVID-19 ini. Polisi melaporkan kasus tersebut kepada jaksa penuntut setempat.
Kota Corleone mengonfirmasi di halaman Facebook-nya bahwa Nicolosi mendapat dua dosis vaksin pada Januari lalu.
Italia memulai kampanye vaksinasi pada akhir Desember lalu, dosis diberikan pertama untuk petugas kesehatan dan orang di atas 80 tahun. Seperti di negara lain di Eropa, kekurangan pasokan vaksin COVID-19 telah menyebabkan penundaan penyuntikan.
Nicolosi berpendapat bahwa politisi lokal seperti dia juga membutuhkan perlindungan segera terhadap virus Corona, sebagai pekerja garis depan yang melayani komunitas lokal mereka.
Vaksinasi adalah "pilihan sadar yang dibuat untuk mencegah kemungkinan bahwa kontak dengan virus mungkin telah memaksanya untuk meninggalkan posnya di parit," kata kota Corleone di Facebook.
Nicola Morra, seorang senator dari Gerakan Bintang Lima yang berkuasa dan kepala komite antimafia kamar atas, mengatakan Nicolosi bukan satu-satunya politisi lokal yang menyalahgunakan sistem tersebut.
"Sayangnya kami mendengar beberapa situasi di mana supremasi hukum diinjak-injak," tulis Morra di Facebook, mendesak pelompat antrian vaksin COVID-19 lainnya untuk mengikuti contoh pengunduran diri.
Italia sejauh ini telah menyuntikkan 5,3 juta dosis vaksin COVID-19 dan memvaksinasi penuh 1,6 juta orang, dari populasi 60 juta, data itu disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Italia pada Minggu.
Perdana Menteri baru Mario Draghi, yang dilantik bulan lalu, telah memprioritaskan percepatan distribusi vaksin, untuk mengatasi pandemi yang telah menewaskan hampir 100.000 orang di seluruh negeri.