Amerika Serikat (AS) menyatakan akan fokus pada 'perilaku masa depan' Arab Saudi setelah merilis laporan intelijen soal pembunuhan wartawan Saudi, Jamal Khashoggi. AS juga mengharapkan Saudi untuk meningkatkan rekam jejak HAM-nya.
Otoritas AS menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah warga Saudi yang diyakini terkait pembunuhan itu. Namun AS tidak secara langsung menargetkan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman atau MBS, yang menurut laporan intelijen AS, telah menyetujui pembunuhan Khashoggi.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (2/3/2021), kegagalan AS untuk menghukum MBS menuai kritikan dari berbagai pihak, terutama kelompok HAM internasional. Sikap AS itu memancing pertanyaan soal akuntabilitas dan janji pemerintahan biden untuk menjadikan HAM sebagai prioritas kebijakan luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MBS sendiri menyangkal terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, namun mengatakan dirinya memikul tanggung jawab utama karena itu terjadi dalam pengawasannya.
"Kami sangat fokus pada perilaku di masa depan dan itu merupakan bagian dari mengapa kami menganggap ini bukan sebagai perpecahan, tapi sebagai kalibrasi ulang (hubungan AS-Saudi)," sebut juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, dalam konferensi pers.
"Kami berupaya mengatasi masalah sistemik yang mendasari pembunuhan brutal Jamal Khashoggi," imbuh Price.
Price menambahkan bahwa AS mengharapkan Saudi untuk meningkatkan rekam jejak HAM-nya, dengan melakukan lebih banyak hal terkait berbagai kasus HAM yang melingkupinya. Salah satu satu pembebasan dua aktivis HAM di Saudi, yang menurut Price, disambut baik AS. Namun, menurut Price, AS meminta Saudi berbuat lebih dengan mencabut larangan perjalanan untuk kedua aktivis itu.
"Kami mendesak Arab Saudi untuk mengambil langkah-langkah tambahan -- untuk mencabut larangan perjalanan bagi mereka yang dibebaskan, untuk meringankan hukuman dan menyelesaikan kasus-kasus seperti para aktivis hak perempuan dan lainnya," ujar Price.
Simak video 'Ditanya Hukuman untuk MBS, Biden: Akan Ada Pengumuman di Hari Senin':
Price mengungkapkan bahwa AS mendorong Saudi untuk membubarkan Pasukan Intervensi Cepat (RIF), yang disebut 'ada untuk membela Putra Mahkota' dan 'hanya tunduk padanya (MBS)'. Laporan intelijen AS menyebut tujuh dari 15 anggota skuad pembunuh Khashoggi yang terbang ke Turki merupakan anggota RIF.
Pemerintahan Biden diketahui menjatuhkan sanksi terhadap anggota RIF -- yang berarti setiap transaksi AS dengan kelompok itu merupakan tindak kriminal -- dan melarang masuk 76 warga Saudi ke AS di bawah kebijakan baru yang menargetkan pejabat atau warga negara asing yang terlibat ancaman atau penindasan pembangkang. Namun tidak ada sanksi langsung untuk MBS yang disebut menyetujui pembunuhan Khashoggi..
Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, sebelumnya menyatakan bahwa AS biasanya tidak menjatuhkan sanksi kepada pemimpin asing -- meskipun AS sering mengambil tindakan terhadap para pejabat senior dari negara musuh. Namun Psaki mengindikasikan bahwa MBS tidak selamanya lolos dari hukuman.
"Tentu saja kami berhak untuk mengambil tindakan apapun pada waktu dan dengan cara yang kami pilih," cetusnya.