Seorang penceramah terkenal asal Irak, Abu Walaa dijatuhi hukuman penjara 10 tahun 6 bulan penjara oleh pengadilan Jerman pada Rabu (24/2). Abu Walaa dijatuhi hukuman setelah dituduh sebagai pemimpin de facto kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Jerman.
Seperti dilansir AFP, Rabu (24/2/2021) pria berusia 37 tahun itu dituduh mengarahkan jaringan teroris itu meradikalisasi kaum muda di Eropa dan membantu mereka melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah.
Pemilik nama asli Ahmad Abdulaziz Abdullah Abdullah tersebut dinyatakan bersalah karena menjadi anggota organisasi teroris asing, membantu merencanakan tindakan kekerasan subversif dan mendanai terorisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Putusan itu menandai akhir dari 'kasus khusus' yang sangat panjang dan sangat kompleks", kata hakim Frank Rosenow saat dia menjatuhkan putusan setelah 245 hari pemeriksaan.
Abu Walaa diadili bersama tiga pria lainnya dalam persidangan berpengamanan tinggi yang dimulai pada 2017 di kota Celle, Jerman utara.
Tiga rekan terdakwa dijatuhi hukuman penjara mulai dari empat hingga delapan tahun karena mendukung ISIS.
Sebelumnya, jaksa menuntut hukuman penjara 11,5 tahun penjara untuk Abu Walaa. Namun pihak pembela menuntut pembebasannya dan mengkritik kesaksian 'saksi kunci'.
Tuduhan terhadap Abu Walaa didasarkan atas kesaksian seorang informan dinas keamanan Jerman. Informan itu menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengumpulkan bukti. Ia dibebaskan dari kesaksian langsung di depan pengadilan guna menghindari bahaya yang mengancam dirinya.
Informan kunci lainnya adalah seorang bekas militan yang setuju bekerja sama setelah kembali ke Jerman dari wilayah yang dikuasai ISIS. Ia memberi tahu penyidik bagaimana dia telah menjadi bagian dari jaringan Abu Walaa sebelum melakukan perjalanan ke Suriah.
Pengacara Abu Walaa, Peter Krieger, bersikeras bahwa kesaksian dua informan itu tidak dapat dipercaya. Dia mengatakan kepada pengadilan bahwa saksi kunci adalah seorang "pembohong terkenal".
'Penceramah Tanpa Wajah'
Abu Walaa tiba di Jerman sebagai pencari suaka pada 2001, dan ditangkap pada November 2016 setelah penyelidikan panjang oleh Dinas Keamanan Jerman.
Berbasis di sebuah masjid di Hildesheim, Lower Saxony, dia diduga telah merekrut sedikitnya delapan orang - kebanyakan dari mereka "masih sangat muda" - ke ISIS, termasuk sepasang saudara kembar Jerman yang melakukan serangan bunuh diri di Irak di 2015.
Ia dijuluki "penceramah tanpa wajah" karena semua video ceramahnya dilakukan dengan membelakangi kamera. Abu Walaa juga dituduh menggaungkan jihad di masjid Hildesheim, yang sejak saat itu ditutup.
Abu Walaa diduga dibantu oleh satu dari tiga remaja yang dihukum karena serangan bom tahun 2016 di sebuah kuil Sikh di Essen, Jerman barat.