Dituduh Jadi Pemimpin ISIS di Jerman, Penceramah Abu Walaa Menanti Vonis

Dituduh Jadi Pemimpin ISIS di Jerman, Penceramah Abu Walaa Menanti Vonis

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 24 Feb 2021 13:14 WIB
Turki Deportasi Dua Perempuan Pendukung ISIS dan Empat Anaknya ke Jerman
Ilustrasi Bendera ISIS (Foto: DW News)
Berlin -

Pengadilan Jerman akan menjatuhkan vonis hukuman terhadap Abu Walaa, penceramah terkenal asal Irak yang diyakini sebagai pemimpin de facto kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Jerman.

Seperti dilansir AFP, Rabu (24/2/2021) pemilik nama asli Ahmad Abdulaziz Abdullah Abdullah tersebut, dituduh sebagai "perwakilan ISIS di Jerman" dan mengarahkan jaringan teroris itu meradikalisasi kaum muda di Eropa dan membantu mereka melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah.

Pria berusia 37 tahun itu diadili bersama tiga pria lainnya dalam persidangan berpengamanan tinggi yang dimulai pada 2017 di kota Celle, Jerman utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abu Walaa didakwa atas keanggotaannya di ISIS, sementara tiga terdakwa lainnya dituduh mendukung organisasi teroris itu.

Jaksa menuntut hukuman penjara 11,5 tahun untuk Abu Walaa. Namun pihak pembela menuntut pembebasannya. Abu Walaa sendiri menolak untuk membuat pernyataan penutup minggu lalu.

ADVERTISEMENT

Penceramah 'Tanpa Wajah'

Abu Walaa tiba di Jerman sebagai pencari suaka pada 2001, dan ditangkap pada November 2016 setelah penyelidikan panjang oleh Dinas Keamanan Jerman.

Berbasis di sebuah masjid di Hildesheim, Lower Saxony, dia diduga telah merekrut sedikitnya delapan orang - kebanyakan dari mereka "masih sangat muda" - ke ISIS, termasuk sepasang saudara kembar Jerman yang melakukan serangan bunuh diri di Irak di 2015.

Ia dijuluki "penceramah tanpa wajah" karena semua video ceramahnya dilakukan dengan membelakangi kamera. Abu Walaa juga dituduh menggaungkan jihad di masjid Hildesheim, yang sejak saat itu ditutup.

Abu Walaa diduga dibantu oleh satu dari tiga remaja yang dihukum karena serangan bom tahun 2016 di sebuah kuil Sikh di Essen, Jerman barat.

Teroris terkenal lainnya yang diduga terkait dengan Abu Walaa adalah Anis Amri, warga Tunisia yang menewaskan 12 orang ketika dia mengendarai truk ke pasar Natal Berlin pada tahun 2016. Amri terbunuh oleh polisi di Italia saat melarikan diri.

Meski begitu, hubungan antara Amri dan Abu Walaa masih belum terbukti.

Tuduhan terhadap Abu Walaa didasarkan atas kesaksian seorang informan dinas keamanan Jerman. Informan itu menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengumpulkan bukti. Ia dibebaskan dari kesaksian langsung di depan pengadilan guna menghindari bahaya yang mengancam dirinya.

Informan kunci lainnya adalah seorang bekas militan yang setuju bekerja sama setelah kembali ke Jerman dari wilayah yang dikuasai ISIS. Ia memberi tahu penyidik bagaimana dia telah menjadi bagian dari jaringan Abu Walaa sebelum melakukan perjalanan ke Suriah.

Pengacara Abu Walaa, Peter Krieger, bersikeras bahwa kesaksian dua informan itu tidak dapat dipercaya. Dia mengatakan kepada pengadilan bahwa saksi kunci adalah seorang "pembohong terkenal".

Menurut Kementerian Dalam Negeri Jerman, pasukan keamanan telah mencegah 17 serangan ISIS sejak 2009, mayoritas sejak serangkaian serangan yang berhasil pada 2016.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads