Trump Marah pada Pence, Israel Diminta Beri Vaksin Corona ke Palestina

International Updates

Trump Marah pada Pence, Israel Diminta Beri Vaksin Corona ke Palestina

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 06 Jan 2021 18:21 WIB
Presiden dan Wapres Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump dan Mike Pence meletakkan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan Arlington, Jumat (20/1/2017).
Donald Trump dan Mike Pence (dok. Reuters)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dilaporkan marah pada Wakil Presiden Mike Pence setelah dia menyatakan tidak bisa mencegah kemenangan Presiden terpilih AS, Joe Biden. Israel diminta oleh Amnesty International untuk memberikan pasokan vaksin virus Corona (COVID-19) kepada Palestina.

Trump yang dilaporkan terus memberi tekanan pada Pence untuk 'mencuri' pilpres, memperingatkan bahwa itu akan 'merusak' secara politik jika Pence menolak memblokir pengesahan kemenangan Biden dalam sesi gabungan Kongres AS untuk menghitung hasil voting Electoral College pada 6 Januari besok.

Sementara itu, organisasi HAM internasional, Amnesty International, menyebut Israel memiliki kewajiban internasional sebagai kekuatan pendudukan untuk memastikan vaksin Corona diberikan secara adil dan setara kepada warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukannya di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (6/1/2021):

- Pence Tegaskan Tak Bisa Cegah Kemenangan Biden, Trump Marah

ADVERTISEMENT

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence, dilaporkan memberitahu Presiden Donald Trump bahwa dirinya tidak memiliki wewenang untuk memblokir pengesahan kemenangan Presiden terpilih AS, Joe Biden, dalam sesi gabungan Kongres AS untuk menghitung hasil voting Electoral College pada 6 Januari.

Seperti dilansir CNN, Rabu (6/1/2021), sejumlah sumber yang memahami situasi menuturkan kepada CNN bahwa Trump, yang memberi tekanan pada Pence untuk 'mencuri' pilpres, memperingatkan bahwa itu akan 'merusak' secara politik jika Pence menolak memblokir pengesahan kemenangan Biden.

Menurut sumber yang memahami percakapan terbaru antara Trump dan Pence di Gedung Putih, Pence secara lembut memberitahu Trump bahwa tidak ada wewenang baginya untuk menggagalkan proses dalam Kongres AS tersebut.

Seorang sumber yang dekat dengan Gedung Putih mengungkapkan bahwa Trump saat ini sedang marah dengan Pence usai pembicaraan dalam pertemuan terakhir mereka di Gedung Putih.

- 50 Aktivis Pro-demokrasi Termasuk 1 Warga AS Ditangkap Polisi Hong Kong

Sebanyak 50 aktivis pro-demokrasi dan tokoh oposisi Hong Kong ditangkap pada Rabu (6/1) waktu setempat, karena dianggap melanggar undang-undang (UU) keamanan nasional. Salah satu yang ditangkap merupakan seorang warga negara Amerika Serikat (AS) yang bekerja di firma hukum setempat.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (6/1/2021), penangkapan itu menjadi penindakan terbesar terhadap orang-orang yang mengkritik China di Hong Kong. Tokoh dan partai oposisi menggunakan akun Facebook dan Twitter mereka untuk mengonfirmasi sedikitnya 21 penangkapan, yang sebagian besar dituduh melakukan 'subversi'.

Dua sumber polisi senior Hong Kong yang enggan disebut namanya menuturkan kepada AFP bahwa 'sekitar 50' orang ditangkap oleh unit keamanan nasional Hong Kong.

Tonton video 'Tekad Trump Mati-matian Pertahankan Kursi Kepresidenan':

[Gambas:Video 20detik]



- Kim Jong-Un Akui Kesalahan Saat Buka Kongres Partai Buruh Korut

Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-Un, mengakui kesalahannya dalam mengambil kebijakan ekonomi untuk negaranya saat membuka Kongres Partai Buruh Korut, pekan ini. Dia mengakui rencana pembangunan perekonomian Korut gagal 'hampir di semua sektor'.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Rabu (6/1/2021), dalam pidatonya saat membuka Kongres Partai Buruh Korut di Pyongyang, Kim Jong-Un mengakui bahwa hasil dari strategi pembangunan ekonomi lima tahun terakhir 'tidak terpenuhi di hampir semua sektor'.

Rencana strategi itu diam-diam dibatalkan tahun lalu atau lebih cepat dari jadwal.

"Kita bermaksud untuk menganalisis secara komprehensif, secara mendalam... pengalaman kita, pelajaran yang didapat dan kesalahan yang telah dilakukan," ucap Kim Jong-Un dalam pidatonya seperti dilaporkan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

- Amnesty Serukan Israel Beri Pasokan Vaksin Corona ke Palestina

Amnesty International menyerukan kepada Israel untuk memberikan pasokan vaksin virus Corona (COVID-19) kepada warga Palestina yang ada di Tepi Barat dan Gaza. Amnesty menegaskan Israel wajib melakukan hal itu di bawah hukum internasional.

Seperti dilansir AFP, Rabu (6/1/2021), Otoritas Palestina di Tepi Barat, yang menjadi rumah bagi sekitar 2,8 juta warga Palestina, belum secara terbuka meminta bantuan Israel untuk pengadaan vaksin Corona. Sedangkan Hamas yang menguasai Jalur Gaza, yang ditinggali 2 juta warga Palestina lainnya, sangat tidak mungkin untuk berkoordinasi secara terbuka dengan Israel dalam upaya vaksinasi Corona.

Namun organisasi HAM internasional, Amnesty International, yang berbasis di Inggris menyatakan bahwa Israel perlu berhenti mengabaikan kewajibannya.

"Berhenti mengabaikan kewajiban internasionalnya sebagai kekuatan pendudukan dan dengan segera bertindak untuk memastikan vaksin COVID-19 diberikan secara adil dan setara kepada warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukannya di Tepi Barat dan Jalur Gaza," demikian pernyataan Amnesty.

- WHO Kecewa Tim Penyelidik Asal-usul Corona Ditolak Masuk, Ini Kata China

Otoritas China menanggapi penundaan misi tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang direncanakan sejak lama untuk menyelidiki asal-usul virus Corona (COVID-19). Ditegaskan China bahwa masalah yang muncul dengan tim WHO bukan hanya soal visa.

Seperti dilansir AFP, Rabu (6/1/2021), setahun setelah pandemi Corona merebak, tim ahli kesehatan internasional diperkirakan tiba di China pada pekan ini dalam kunjungan yang sangat politis untuk mengeksplorasi awal kemunculan virus mematikan, yang pertama terdeteksi di Wuhan akhir tahun 2019.

Misi sensitif ini diwarnai penundaan dan isu politik yang kental, dengan kekhawatiran akan ditutup-tutupi oleh otoritas China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam konferensi pers menyatakan bahwa penundaan misi tim WHO ke China disebabkan 'bukan hanya masalah visa'.

Hua menyebut pembicaraan kedua pihak terus berlanjut, terutama membahas 'tanggal khusus dan pengaturan khusus untuk kunjungan kelompok pakar tersebut'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/nvc)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads