Wabah virus Corona di sejumlah negara kembali mengganas. Beberapa negara pun mulai memberlakukan aturan lockdown lagi.
Lockdown diberlakukan untuk membatasi pergerakan warga yang bisa terpapar virus Corona. Lockdown ini berkaitan dengan momen perayaan Natal dan Tahun Baru yang biasanya membuat masyarakat berinteraksi.
Dirangkum detikcom, Selasa (15/12/2020) berikut ini daftar negara yang kembali memberlakukan lockdown Corona:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Belanda
Perdana Menteri (PM) Belanda, Mark Rutte mengatakan Belanda akan melakukan lockdown yang paling ketat di Natal dan Tahun Baru 2021. Rutte mengatakan pemerintah akan menutup sekolah dan toko non-esensial selam 5 minggu dimulai pada periode Natal.
"Belanda akan tutup selama 5 minggu," kata Rutte seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (15/12/2020).
"Kita tidak sedang berurusan dengan flu sederhana seperti yang dipikirkan orang-orang di belakang kami," katanya mengacu pada para pengunjuk rasa yang melakukan aksi protes saat Rutte menyampaikan pidatonya.
Orang-orang disarankan untuk tinggal di rumah dan hanya dapat menerima tamu maksimal dua orang sehari. Rutte mengatakan bahwa kebijakan itu akan berlaku hingga 19 Januari 2021.
Semua toko di Belanda kecuali gerai penting seperti supermarket, toko makanan dan apoteker harus tutup mulai Selasa (15/12), sedangkan sekolah tutup mulai Rabu (16/12) besok.
Museum, kebun binatang, bioskop, dan pusat kebugaran juga harus ditutup, kata Rutte.
Sebelumnya pada bulan Maret, Belanda telah melakukan lockdown, di mana sekolah-sekolah ditutup, tetapi toko-toko tetap buka.
2. Turki
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengumumkan lockdown 4 hari selama liburan Tahun Baru. Kebijakan ini diambil untuk mencegah lonjakan kasus infeksi virus Corona (COVID-19).
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (15/12/2020), Erdogan mengatakan lockdown akhir pekan nasional dan jam malam setiap hari yang diberlakukan bulan ini berhasil memperlambat penyebaran virus Corona. Virus Corona di negara berpenduduk 83 juta orang ini telah menewaskan 16.464 orang.
Kematian harian COVID-19 di Turki mencapai rekor tertinggi bulan ini, sebelum melandai dalam beberapa hari terakhir.
Erdogan mengatakan angka terbaru menunjukkan bahwa pembatasan Turki berhasil dan mengumumkan jam malam nasional dari pukul 21.00 pada 31 Desember hingga 5.00 pada 4 Januari 2021.
Dia mengatakan lockdown diperlukan "untuk mengkonsolidasikan hasil-hasil baik kita" dalam memerangi virus Corona.
Melacak angka infeksi Corona di Turki memang rumit lantaran selama lima bulan terakhir, para pejabat hanya melaporkan jumlah kasus COVID-19 yang bergejala.
Kemudian tanpa penjelasan, para pejabat beralih kembali untuk melaporkan jumlah total infeksi dan menambahkan semua kasus yang sebelumnya tidak dilaporkan pada 10 Desember.
Turki melaporkan 29.617 kasus baru infeksi Corona pada Senin (14/12), angka ini menunjukkan salah satu peningkatan kasus harian tertinggi di Eropa.
3. Jerman
Pemerintah Jerman memutuskan untuk kembali memperketat lockdown mulai Rabu (16/12) besok hingga Januari. Lonjakan kasus COVID-19 beberapa pekan terakhir menjadi pertimbangan utama.
"Saya berharap cara yang lebih ringan. Tapi karena belanja Natal, jumlah kontak sosial sangat meningkat," kata kanselor Angela Merkel, dikutip dari Reuters, Senin (14/12/2020).
"Ada kebutuhan mendesak untuk melakukan sesuatu," tegasnya.
Hanya toko-toko tertentu seperti supermarket dan apotek yang diperbolehkan buka. Demikian juga bank, yang masih diizinkan buka hingga 16 Desember. Salon rambut, salon kecantikan, hingga studio tato diwajibkan tutup.
Sekolah juga ditutup, sedangkan perusahaan diminta untuk tutup atau mempekerjakan karyawan dari rumah (work from home). Penjualan kembang api dilarang pada malam tahun baru.
Selama 6 pekan terakhir, Jerman telah menerapkan lockdown parsial. Bar dan restoran tutup, tetapi toko-toko dan sekolah masih boleh buka. Beberapa wilayah sudah lebih dulu memperketat pembatasan karena jumlah infeksi Corona meningkat.
"Lockdown ringan memberikan dampak, tetapi tidak cukup," kata perdana menteri Bavaria, Markus Soeder.
"Situasi tidak terkendali," katanya.
4. Jepang
Dikutip dari Reuters, Jepang pertama kalinya mencatat 3 ribu kasus COVID-19 dalam satu hari. Catatan rekor yang terjadi pada Sabtu kemarin, menunjukkan peningkatan signifikan di musim dingin.
"Sebanyak 3.041 orang baru terinfeksi," kata media lokal Jepang NHK.
Peningkatan kasus COVID-19 di Jepang melanda saat musim dingin tiba terutama di bagian Hokkaido.
Pemerintah Tokyo berencana meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan virus Corona hingga ke level tertinggi. Lonjakan harian kasus Corona terjadi di panti jompo, sekolah, dan rumah sakit.
Sejumlah langkah yang dipertimbangkan termasuk membatasi jam operasional toko.
5. Korea Selatan
Begitu pula yang terjadi dengan Korea Selatan, Presiden Korsel Moon Jae-In mengingatkan bahwa pembatasan COVID-19 bisa dinaikkan ke level tertinggi usai beberapa hari belakangan terus mencatat rekor kasus COVID-19.
Korea Selatan diketahui pertama kali mencatat seribu kasus baru Corona, yaitu sebanyak 1.030 kasus, dengan 1.020 infeksi lokal. Total kasus COVID-19 di Korea Selatan kini sudah mencapai 42.766 kasus.
Moon mendesak kewaspadaan dan upaya ketat untuk menekan penyebaran kasus COVID-19.
"Kecuali jika wabah dapat diatasi sekarang, itu telah sampai pada titik kritis mempertimbangkan untuk meningkatkan tindakan jarak sosial ke tingkat ketiga," kata Moon Jae-In, mengacu pada pembatasan paling ketat di bawah sistem lima tingkat negara itu.
Seoul, rumah bagi sekitar setengah dari 52 juta penduduk Korea Selatan, berada di bawah batasan level 2,5. Pertemuan lebih dari 50 orang dilarang dan restoran dilarang melayani pelanggan setelah jam 9 malam.