Trump Tak Mau Mengaku Kalah, China Tak Ucapkan Selamat ke Biden

International Updates

Trump Tak Mau Mengaku Kalah, China Tak Ucapkan Selamat ke Biden

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 09 Nov 2020 19:32 WIB
President Donald Trump returns to the White House from playing golf in Washington, DC on November 7, 2020, after Joe Biden was declared the winner of the 2020 presidential election. - Joyous celebrations erupted in Washington on Saturday after Joe Biden was declared winner of the US presidency, as several people poured into the streets of the US capital -- some of them chanting, cheering and singing in front of the White House. (Photo by ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP)
Donald Trump (Foto: (AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS))
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, belum juga mau menerima hasil pilpres AS 2020 yang dimenangkan rivalnya, Joe Biden. Trump masih belum bersedia mengakui kekalahan dirinya dari Biden dan terus membahas soal kecurangan pilpres dalam cuitan-cuitan Twitternya.

Cuitan-cuitan Trump melalui akunnya, @realDonaldTrump, hingga Minggu (8/11) waktu AS menunjukkan Trump masih membahas soal tuduhan kecurangan pilpres. Dia juga menolak mengakui hasil proyeksi berbagai media terkemuka AS yang menetapkan Biden sebagai pemenang pilpres AS 2020 dengan raihan 290 electoral votes melawan dirinya yang hanya meraup 214 electoral votes.

"Sejak kapan Media Lamestream menetapkan siapa presiden kita selanjutnya? Kita telah belajar banyak dalam dua pekan terakhir!" tegas Trump dalam cuitannya di Twitter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (9/11/2020):

ADVERTISEMENT

- Arab Saudi Ucapkan Selamat kepada Joe Biden

Arab Saudi akhirnya mengucapkan selamat kepada Joe Biden yang baru saja terpilih menjadi Presiden AS. Ucapan selamat ini disampaikan lebih dari 24 jam setelah Biden mengalahkan Donald Trump, yang memiliki hubungan pribadi yang dekat dengan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman.

Dilansir Reuters, Senin (9/11/2020) Joe Biden berjanji dalam kampanyenya untuk mengevaluasi kembali hubungan dengan kerajaan Arab Saudi, menuntut pertanggungjawaban lebih lanjut atas pembunuhan jurnalis kawakan Saudi, Jamal Khashoggi di konsulat Istanbul di Riyadh dan menyerukan diakhirinya dukungan AS untuk perang Yaman.

Ketika negara-negara Arab lainnya ramai-ramai memuji Biden, penguasa de facto kerajaan Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman tetap diam soal pemungutan suara AS, bahkan ketika dia mengirim kata-kata hangat kepada presiden Tanzania yang kembali memenangkan pemilihan.

Pada hari Minggu (8/11) waktu setempat, Raja Salman dan Putra Mahkota, akhirnya memberi selamat kepada Biden dan Wakil Presiden terpilihnya Kamala Harris karena memenangkan pemilihan presiden AS. Informasi ini disampaikan oleh kantor berita negara Saudi, SPA.

- Eks Pejabat Gedung Putih Dorong Trump Mulai Proses Transisi Kekuasaan

Kelompok bipartisan dari tiga pemerintahan terakhir di Gedung Putih mendorong pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk segera memulai proses transisi kekuasaan. Dorongan ini disampaikan saat keluarga kepresidenan, termasuk Ibu Negara Melania, membujuk Trump mengakui kekalahan dari Joe Biden dalam pilpres AS 2020.

Seperti dilansir Associated Press, Senin (9/11/2020), dorongan itu disampaikan oleh badan penasihat Pusat Transisi Kepresidenan AS yang beranggotakan para mantan pejabat Gedung Putih yang bertugas di bawah presiden-presiden AS sebelumnya.

"Untuk segera memulai proses transisi pasca-pemilu," imbau para anggota Pusat Transisi Kepresidenan AS dalam pernyataannya.

- Tak Mau Akui Kalah, Trump: Sejak Kapan Media Tetapkan Presiden Selanjutnya?

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, belum juga mau menerima hasil pilpres AS 2020 yang dimenangkan rivalnya, Joe Biden. Trump masih belum bersedia mengakui kekalahan dirinya dari Biden dan terus membahas soal kecurangan pilpres dalam cuitan-cuitan Twitternya.

Cuitan-cuitan Trump melalui akunnya, @realDonaldTrump, hingga Minggu (8/11) waktu AS menunjukkan Trump masih membahas soal tuduhan kecurangan pilpres. Dia juga menolak mengakui hasil proyeksi berbagai media terkemuka AS yang menetapkan Biden sebagai pemenang pilpres AS 2020 dengan raihan 290 electoral votes melawan dirinya yang hanya meraup 214 electoral votes.

"Sejak kapan Media Lamestream menetapkan siapa presiden kita selanjutnya? Kita telah belajar banyak dalam dua pekan terakhir!" tegas Trump dalam cuitannya seperti dikutip detikcom pada Senin (9/11/2020).


- Putin Belum Ucapkan Selamat kepada Biden, Tunggu Hasil Resmi

Presiden Rusia Vladimir Putin belum memberikan ucapan selamat kepada presiden terpilih AS, Joe Biden. Putin masih menunggu hasil resmi dari pemilihan presiden AS.

"Kami mempertimbangkan sebaiknya menunggu hasil resmi (pilpres AS-red) rampung. Saya ingin mengingatkan Anda bahwa Presiden Putin berulang kali mengatakan dia akan menghormati pilihan rakyat Amerika," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan seperti dilansir AFP, Senin (9/11/2020).

Sudah banyak pemimpin dunia memberi selamat kepada presiden terpilih Joe Biden setelah dia memimpin dalam penghitungan suara, sesuatu yang tidak dapat diatasi atas Donald Trump dalam penghitungan suara.

Ketika Trump memenangkan pemilihan presiden 2016 atas Hillary Clinton, Putin memberi selamat kepadanya dalam waktu sekitar satu jam.

- China Tolak Ucapkan Selamat kepada Joe Biden, Kenapa?

Pemerintah China menolak untuk memberi selamat kepada Joe Biden sebagai pemenang pemilihan presiden AS, dengan mengatakan hasil pemungutan suara masih akan ditentukan.

Sementara petahana Donald Trump belum menyerah dan telah meluncurkan beberapa gugatan hukum, banyak pemimpin dunia memberi selamat kepada Biden dan pasangannya Kamala Harris setelah Demokrat dinyatakan sebagai pemenang pada akhir pekan. Perayaan-perayaan pun spontan terjadi di kota-kota di AS.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (9/11/2020), empat tahun Trump di Gedung Putih telah ditandai oleh perang dagang dan hubungan yang semakin dingin dengan China. Kedua kekuatan tersebut memperdebatkan berbagai bidang, mulai dari tuduhan atas pandemi virus Corona hingga catatan hak asasi manusia Beijing di Xinjiang dan Hong Kong.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads