Diklaim ISIS, Penembakan di Wina Disebut Hanya Masalah Waktu

Diklaim ISIS, Penembakan di Wina Disebut Hanya Masalah Waktu

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 04 Nov 2020 16:32 WIB
Wina -

Empat orang tewas dalam penembakan brutal di jantung ibu kota Austria, Wina pada Senin (2/11/2020) malam waktu setempat. Serangan ini mengejutkan karena negara itu dalam beberapa dekade terakhir terhindar dari guncangan dan kekacauan yang disebabkan oleh serangan teroris besar. Namun, para ahli mengatakan serangan itu mestinya tak mengejutkan.

Dilansir AFP, Rabu (4/11/2020), Austria pada Selasa (3/11) berkabung atas empat warga sipil yang ditembak mati oleh simpatisan ISIS berusia 20 tahun, yang menyerang kawasan di jantung Wina pada malam terakhir sebelum dimulainya lockdown kedua virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ilmuwan politik dan pakar Timur Tengah, Thomas Schmidinger mengatakan kepada AFP bahwa hanya masalah waktu sebelum serangan semacam itu terjadi di Austria.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak heran ini terjadi di Wina sekarang. Apa yang bisa terjadi di Nice, di Berlin atau Brussel bisa terjadi juga di sini," kata Schmidinger.

Fakta bahwa Austria membanggakan reputasinya sebagai negara netral, tidak berperan dalam aliansi militer seperti NATO, ternyata tidak membuatnya selamat dari sasaran para ekstremis.

"Semua gambarannya telah terjadi di Wina selama beberapa waktu," kata Schmidinger, merujuk pada ratusan simpatisan yang dia perkirakan dimiliki oleh kelompok Negara Islam (ISIS) di Wina.

Tersangka penembakan di Wina diketahui berkewarganegaraan Austria dan Makedonia. Dia ditembak mati dalam baku tembak dengan polisi dan pasukan khusus pada Senin (2/11) malam waktu setempat.

Pada hari Selasa (3/11), Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer mengkonfirmasi penangkapan 14 tersangka lainnya, tetapi masih belum jelas apakah mereka berperan dalam serangan tersebut.


Sebagaimana diketahui, seperti halnya teroris-teroris lainnya dalam serangan di Eropa, pelaku penembakan di Wina telah lama tinggal di antara mereka yang menjadi targetnya. Saat melakukan aksinya, dia mempersenjatai dirinya dengan senjata otomatis, pistol, dan parang serta mengikatkan sabuk bahan peledak palsu di pinggangnya.

"Apa yang dapat kami katakan dengan pasti adalah bahwa ini adalah terorisme yang tumbuh di dalam negeri - terorisme oleh seseorang yang dibesarkan di Wina dan yang tinggal di Wina dan oleh karena itu menyerang di sini," kata Schmidinger.

Penyerang tersebut lahir di kota komuter Moedling tepat di sebelah selatan Wina. Sementara kaitan persisnya dengan ISIS belum jelas, dia sebelumnya pernah dipenjara karena mencoba melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Austria telah mendapati jumlah warga yang relatif tinggi yang mencoba melakukan perjalanan yang sama.

Pada 2018, Kementerian Dalam Negeri Austria mengatakan bahwa sekitar 300 orang telah pergi atau dihentikan saat mencoba meninggalkan Austria untuk berperang di Suriah atau Irak sejak 2011.

Sekitar 50 dari mereka telah meninggal di negara-negara tersebut, sedangkan sekitar 100 orang kembali ke Austria.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads