Kontroversi Cuitan Mahathir Dihapus Twitter Usai Banyak Kecaman

Round-Up

Kontroversi Cuitan Mahathir Dihapus Twitter Usai Banyak Kecaman

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 30 Okt 2020 22:03 WIB
Malaysias interim Prime Minister Mahathir Mohamad smiles during a press conference after unveiling an economic stimulus plan aimed at combating the impact of the COVID-19 novel coronavirus at the Prime Ministers Office in Putrajaya on February 27, 2020. (Photo by Mohd RASFAN / AFP)
Foto: Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad (Mohd RASFAN/AFP)

Najib Membela

Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak membela Mahathir. Dia mengatakan setiap orang harus membaca pernyataan Mahathir secara lengkap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir media The Star, Jumat (30/10/2020), Najib yakin Mahathir tak bermaksud menyinggung.

"Dunia harus tenang dan membaca pernyataan @chedetofficial (akun Twitter Mahathir-red) dalam konteks lengkapnya. Saya yakin dia tidak bermaksud seperti yang dia katakan," ujar Najib.

ADVERTISEMENT

"Dan bahkan jika pun demikian, itu adalah opini pribadinya, bukan Malaysia," tulis Najib dalam cuitan di Twitter pada Jumat (30/10).

Namun, Najib setuju bahwa akun media sosial Mahathir harus ditangguhkan agar tak menimbulkan "lebih banyak kerusakan"

Ramai-ramai Mengecam Mahathir

Seorang pejabat Malaysia mengomentari cuitan kontroversial Mahathir itu. Menurut pejabat tinggi Sarawak ini, cuitan kontroversial itu menunjukkan karakter sebenarnya dari Mahathir.

Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Jumat (30/10/2020), Wakil Kepala Menteri Sarawak, Dr James Jemut Masing, dalam komentarnya menyebut pernyataan Mahathir itu mencerminkan karakter asli sang mantan PM. Dia menegaskan bahwa aturan hukum harus dihormati.

"Hukum negara-negara yang beradab adalah bahwa tidak ada seorang pun yang boleh main hakim sendiri, apalagi mengambil nyawa seseorang karena orang itu kebetulan tidak setuju dengan keyakinan atau pendiriannya soal isu tertentu," ujar James dalam komentarnya.

"Itulah mengapa kita memiliki undang-undang dan sistem peradilan untuk memastikan bahwa kita tidak kembali ke hukum rimba," ucapnya.

Ditegaskan oleh James bahwa pernyataan kontroversial Mahathir itu tidak mencerminkan sikap seluruh warga Malaysia.

"Komentar Mahathir tentang pembunuhan non-Muslim di Prancis adalah cerminan dari siapa dia sebagai pribadi," cetusnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan tokoh-tokoh terkemuka Australia lainnya juga mengecam cuitan tersebut.

"Saya tahu bahwa dia tidak dan tidak akan mendukung kekerasan yang sebenarnya. Tapi dalam iklim saat ini, kata-kata bisa memiliki konsekuensi," kata Komisaris Tinggi Australia untuk Malaysia Andrew Goledzinowski seperti dilansir The Star, Jumat (30/10/2020).

Goledzinowski mengatakan dalam sebuah retweet di akunnya yang mengutip cuitan Mahathir yang sekarang sudah dihapus, bahwa dia "sangat terganggu" dengan pernyataan itu.

Pada Kamis (29/10), PM Scott Morrison juga mengecam pernyataan Mahathir, dengan mengatakan itu "tidak masuk akal dan menjijikkan."

"Satu-satunya hal yang harus dikatakan hari ini adalah mengutuk sepenuhnya serangan itu. Satu-satunya tanggapan adalah benar-benar hancur," katanya.

Morrison menambahkan bahwa cuitan Mahathir "harus dikutuk dengan sebisa mungkin."

Sementara itu, mantan duta besar Australia untuk Prancis, Brendan Berne menyebut Mahathir sebagai "fanatik tanpa prinsip", menurut Sydney Morning Herald.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads