Dalam sebuah pernyataan yang aslinya ditulis dalam bahasa Prancis, Berne mengatakan bahwa orang-orang Australia mengenal Mahathir dengan baik karena komentar provokasinya.
"Kami orang Australia mengenal pria ini, yang sangat suka memprovokasi," ujarnya seperti dikutip Sydney Morning Herald.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa merujuk ke serangan penusukan di gereja Notre-Dame di Nice, Prancis pada Kamis (29/10) pagi waktu setempat, cuitan kontroversial Mahathir diposting beberapa jam setelah penusukan yang menewaskan tiga orang itu.
Twitter kemudian menghapus salah satu cuitannya, yang awalnya ditandai sebagai "mengglorifikasi kekerasan".
Cuitan Mahathir tersebut telah diganti dengan pesan yang menyatakan bahwa cuitan tersebut melanggar aturan Twitter.
Dalam cuitan yang sekarang dihapus, Mahathir mengatakan bahwa "Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu". Dia menambahkan bahwa Muslim, bagaimanapun, tidak melakukan pembalasan dengan cara ini.
(rdp/ita)