Tiga orang tewas dalam serangan di Gereja Notre Dame, Nice, Prancis. Salah satu korban adalah Vincent Loques (55), penjaga Katedral Notre Dame.
Dilansir Reuters, Jumat (30/10/2020), seperti yang dilakukannya setiap hari, Vincent mengawali harinya dengan membuka pintu Katedral Notre Dame pada pukul 08.30 waktu setempat. Misa pertama pada hari di mana tragedi itu terjadi akan dimulai pukul 10.30 waktu setempat.
Sesaat setelah Vincent mulai bekerja untuk mempersiapkan misa pertama, ada beberapa orang yang kemudian datang setelah ia membuka gereja. Termasuk seorang pria Tunisia yang bersenjatakan pisau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kepala Jaksa Anti-teroris Prancis, Jean-Francois Ricard, pria Tunisia itu pun kemudian dalam kurun waktu 20 menit, menggorok Vincent. Kemudian, memenggal kepala seorang perempuan berusia 60 tahun dan secara parah melukai perempuan berusia 44 tahun yang juga berada di dalam gereja.
Ricard mengungkapkan, Vincent dan perempuan berusia 60 tahun meninggal seketika. Sementara, perempuan yang lebih muda berhasil keluar dari gereja hingga ke kafe seberang jalan, di mana dia kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Menurut Ricard, pelaku yang diidentifikasi sebagai imigran dari Tunisia bernama Brahim Aouissaoui (21) itu tiba di Nice pada pukul 6.47 waktu setempat. Aouissaoui sempat berada di stasiun selama 26 menit untuk membalik mantel dan mengganti sepatunya.
Pada pukul 08.13, dia berangkat untuk berjalan kaki 400 meter ke Gereja Notre Dame, di alun-alun dengan deretan pepohonan tak jauh dari jalan raya di perbelanjaan utama Nice.
Aouissaoui kemudian memasuki gereja pada pukul 8.26 pagi, kata Ricard, mengutip bukti dari pengawasan video, dan memulai serangannya, menggunakan pisau sepanjang 30 sentimeter.
Ketika polisi kemudian memeriksa tempat kejadian, mereka menemukan penyerang membawa dua pisau cadangan yang tidak dia gunakan, bersama dengan salinan Al-Qur'an, dan dua telepon.
Gereja Seantero Prancis Bunyikan Bel untuk Korban Penusukan di Nice: