Kondisi di Philadelphia, Amerika Serikat (AS), memanas menyusul seorang pria kulit hitam ditembak mati polisi. Pejabat di Philadelphia kemudian mengumumkan jam malam karena kondisi tersebut.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (29/10/2020), jam malam di seluruh kota akan berlangsung mulai dari pukul 21:00 hingga 06:00 waktu setempat, menurut pernyataan di situs web pemerintah kota.
Ribuan orang telah turun ke jalan di Philadelphia, dengan penjarahan dan kekerasan pecah, setelah polisi pada Senin (26/10) menembak mati Walter Wallace (27) yang membawa pisau. Keluarganya mengatakan dia menderita masalah kesehatan mental dan bertanya mengapa petugas tidak menyetrumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kematian Wallace dan demonstrasi juga menghidupkan kembali bentrokan politik berikutnya antara Partai Republik dan Demokrat kurang dari seminggu sebelum pemilihan.
"Ini adalah hal yang mengerikan, apa yang saya saksikan sangat buruk dan terus terang bahwa wali kota atau siapa pun itu yang membiarkan orang melakukan kerusuhan dan menjarah dan tidak menghentikan mereka juga hanya hal yang mengerikan," kata Presiden AS Donald Trump kepada wartawan.
AS mengalami gelombang protes dan kerusuhan sejak polisi membunuh George Floyd pada Mei di Minnesota, ketika seorang petugas divideokan menekan lututnya untuk memborgol leher Floyd sampai dia lemas.
Banyak dari protes tersebut menuduh polisi melakukan rasisme dan kebrutalan, tetapi Trump telah fokus pada kerusuhan untuk mendukung klaimnya sebagai kandidat 'hukum dan ketertiban' dalam pertempuran pemilihan melawan Joe Biden.
Pada hari Selasa (27/10), penantang Partai Demokrat dan pasangannya Kamala Harris mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 'hati mereka hancur' untuk keluarga Wallace. Namun mereka juga meminta para pengunjuk rasa untuk memprotes secara damai.