Banjir Kecaman dan Kemarahan Atas Pernyataan Kontroversial Macron

Banjir Kecaman dan Kemarahan Atas Pernyataan Kontroversial Macron

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 26 Okt 2020 16:43 WIB
FILE - In this Tuesday, Jan. 24, 2017 file photo, French presidential candidate and former French Economy Minister Emmanuel Macron speaks during a press conference at the Government House, in downtown Beirut, Lebanon. French President Emmanuel Macron is traveling to Lebanon on Thursday Aug. 6, 2020, to offer support for the country after the massive, deadly explosion in Beirut. Lebanon is a former French protectorate and the countries retain close political and economic ties.  (AP Photo/Bilal Hussein, File)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (Foto: AP Photo/Bilal Hussein, File)
Jakarta -

Presiden Prancis Emmanuel Macron memicu kemarahan dan kecaman banyak pihak atas komentarnya yang membela sekularisme Prancis dan kritik terhadap Islam radikal, menyusul pemenggalan seorang guru di Prancis.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menuduh Macron telah "menyerang Islam".

"Presiden Macron telah menyerang dan melukai sentimen jutaan Muslim di Eropa dan di seluruh dunia," tulis Khan dalam sebuah cuitan di Twitter seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (26/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengecam Macron. Erdogan mengatakan Macron memiliki masalah dengan warga Muslim dan membutuhkan pemeriksaan medis untuk mentalnya. Pernyataan ini membuat Prancis menarik duta besarnya dari Ankara, Turki.

ADVERTISEMENT

"Orang yang berwenang di Prancis telah tersesat. Dia bicara tentang Erdogan setiap hari. Lihat ke diri Anda sendiri dan kemana Anda akan pergi," kata Erdogan seperti dilansir Reuters, Minggu (25/10/2020).

Berbicara setelah guru Samuel Paty dipenggal usai menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran tentang kebebasan berbicara awal bulan ini, Macron bersumpah bahwa Prancis "tidak akan menyerah" soal kartun Nabi dan mengatakan Paty "dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kita".

Kemarahan pada Macron juga telah menyebar ke jalan-jalan di beberapa negara mayoritas Muslim. Menurut kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, seperti dilansir kantor berita AFP, para demonstran di Suriah menggelar aksi protes pada Minggu (25/10) waktu setempat dan membakar gambar Macron.

Tonton video 'Presiden Prancis Sebut Guru yang Dipenggal Pahlawan':

[Gambas:Video 20detik]



Sekitar 70 orang juga melakukan protes serupa di ibu kota Libya, Tripoli. Beberapa demonstran membakar bendera Prancis. "Sebagai Muslim, adalah kewajiban kami untuk menghormati semua nabi, jadi kami mengharapkan hal yang sama dari semua agama lain," kata ibu rumah tangga Fatima Mahmud (56) di Tripoli.

Di Deir al-Balah di Jalur Gaza, orang-orang Palestina juga membakar potret Macron, menyebut pernyataannya sebagai "serangan dan penghinaan terhadap Islam."

"Kami mengutuk komentar Presiden Prancis ... dan siapa pun yang menyinggung Nabi Muhammad, baik melalui kata-kata, tindakan, gerak tubuh atau gambar," kata Maher al-Huli, seorang pemimpin Hamas yang menguasai Gaza.

Kementerian Luar Negeri Maroko dalam sebuah pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi MAP, juga "dengan keras" mengutuk terus terbitnya karikatur Nabi Muhammad.

Adapun Menteri Urusan Islam Yordania Mohammed al-Khalayleh mengatakan bahwa "menghina" Nabi bukanlah "masalah kebebasan pribadi, tetapi kejahatan yang mendorong kekerasan."

Boikot barang Prancis saat ini sedang berlangsung di beberapa negara Arab, termasuk oleh supermarket di Qatar dan Kuwait, dengan seruan untuk menolak produk Prancis di beberapa negara lainnya.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads