PM Pakistan Kecam Macron, Serukan Facebook Hapus Konten Islamofobia

PM Pakistan Kecam Macron, Serukan Facebook Hapus Konten Islamofobia

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 26 Okt 2020 16:18 WIB
Imran Khan Pimpin Hasil Penghitungan Sementara di Pakistan
PM Pakistan, Imran Khan (DW News)
Islamabad -

Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan, mengecam Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terkait komentarnya yang dianggap mendorong publikasi karikatur Nabi Muhammad. PM Khan juga menyerukan Facebook untuk melarang konten Islamofobia dari platformnya dengan menjadikan situasi di Prancis sebagai contoh.

Seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (26/10/2020), PM Khan menyebut Macron telah 'menyerang Islam' dengan komentarnya yang dianggap mendorong publikasi karikatur Nabi Muhammad. Komentar Macron dinilai oleh PM Khan hanya akan memicu perpecahan.

"Ini adalah masa ketika Presiden Macron bisa memberikan sentuhan penyembuhan dan menyangkal ruang bagi para ekstremis daripada menciptakan polarisasi lebih lanjut dan marginalisasi yang tak terhindarkan mengarah pada radikalisasi," sebut PM Khan dalam komentar via Twitter pada Minggu (25/10) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sangat disayangkan bahwa dia telah memilih untuk mendorong Islamofobia dengan menyerang Islam daripada menyerang teroris yang melakukan kekerasan, baik itu Muslim, Supremasi Kulit Putih atau para pemegang ideologi Nazi," imbuhnya.

Kecaman PM Khan ini dilontarkan usai Macron menyampaikan komentar kontroversial saat berpidato dalam seremoni menghormati seorang guru sejarah bernama Samuel Paty yang tewas dipenggal oleh seorang pemuda berusia 18 tahun, yang disebut oleh otoritas Prancis sebagai radikal Islamis. Pemuda itu disebut ingin membalaskan penggunaan karikatur Nabi Muhammad dalam salah satu kelas Paty saat membahas kebebasan berekspresi.

ADVERTISEMENT

Dalam seremoni pada Rabu (21/10) lalu, Macron bersumpah bahwa Prancis 'tidak akan menghentikan kartun (karikatur-red)'. Komentar ini yang oleh PM Khan, dianggap mendorong publikasi karikatur Nabi Muhammad.

"Kita tidak akan menghentikan kartun (karikatur-red)," ucap Macron dalam seremoni yang digelar di Universitas Sorbonne.

Macron juga menyebut Paty dibunuh oleh 'pengecut' karena mewakili nilai-nilai sekuler dan demokrasi Prancis. "Dia dibunuh karena menjadi perwujudan Republik ini," sebutnya. "Dia dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kita," imbuh Macron, sembari menyatakan bahwa 'Mereka tidak akan pernah memilikinya'.

Dalam surat terbuka yang diposting via Twitter pada Minggu (25/10) waktu setempat, PM Khan menyebut 'bertumbuhnya Islamofobia' telah mendorong ekstremisme dan kekerasan di seluruh dunia, khususnya via platform media sosial termasuk Facebook. Dalam suratnya, PM Khan menyebut situasi terkini di Prancis, yang menurutnya, Islam diasosiasikan dengan terorisme.

"Saya akan meminta Anda untuk menerapkan larangan serupa terhadap Islamofobia dan kebencian terhadap Islam, pada Facebook, seperti yang telah diterapkan untuk Holocaust," demikian bunyi surat terbuka PM Khan untuk pihak Facebook.

"Seseorang tidak bisa mengirimkan pesan, di mana pesan kebencian terhadap beberapa pihak itu tidak bisa diterima, ini dapat diterima oleh orang lain," imbuhnya, dengan menyatakan bahwa posisi semacam itu 'mencerminkan prasangka dan bias yang akan mendorong radikalisme lebih lanjut'.

Dalam responsnya, seorang juru bicara Facebook menuturkan kepada Reuters bahwa pihaknya menentang seluruh bentuk kebencian dan tidak mengizinkan serangan apapun berdasarkan ras, etnis, asal kewarganegaraan maupun agama.

"Kami akan menghapus ujaran kebencian ini segera setelah kami mengetahuinya," sebut juru bicara itu, sembari menyatakan Facebook memiliki 'lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads