Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) mengungkap plot soal rencana penculikan Gubernur Virginia dan Gubernur Michigan. Penculikan itu direncanakan oleh milisi sayap kanan bersenjata.
Dilansir AFP, Rabu (14/10/2020), dalam sidang untuk lima dari 13 terdakwa rencana penculikan itu, agen FBI bernama Richard Trask mengatakan kepada pengadilan federal di Grand Rapids, Michigan, bahwa para terdakwa, yang marah dengan lockdown (penguncian) COVID-19, di antara masalah lainnya, berbicara tentang "menculik gubernur yang sedang menjabat" dan secara khusus menyebut Michigan dan Virginia.
Trask mengatakan bahwa kelompok itu akhirnya memutuskan untuk fokus pada penculikan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer dan bersama dengan yang lain, untuk menyerang polisi dan mungkin memulai "perang sipil."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menyusup ke dua kelompok terpisah dengan tujuan yang sama, agen FBI dan polisi Michigan pindah untuk menggagalkan rencana itu pekan lalu ketika 13 orang berusaha mengumpulkan upaya, senjata, dan perlengkapan mereka.
Plot tersebut menggarisbawahi peringatan FBI bahwa supremasi kulit putih dan milisi anti-pemerintah telah menjadi ancaman teror domestik nomor satu di negara itu.
Trask mengatakan para pria Michigan telah bertemu secara daring dengan orang-orang yang memiliki kecenderungan serupa dari beberapa negara bagian lain, membahas pengambilan tindakan terhadap pejabat pemerintah.
Whitmer dan Gubernur Virginia Ralph Northam adalah gubernur partai Demokrat yang berulang kali mendapat kecaman politik dari Presiden Donald Trump karena upaya pengendalian pandemi Corona dan kebijakan lainnya.
Trask mengatakan rencana penculikan Whitmer juga melibatkan rencana untuk membawanya ke negara bagian lain atau menjatuhkan sang Gubernur dari atas kapal di tengah Danau Michigan yang besar.
Di Virginia, Northam mengecam Trump karena menghasut sentimen semacam itu.
Dia mencatat bahwa setelah dirinya dan Whitmer memutuskan pada bulan April untuk menerapkan kebijakan ketat memakai masker dan menjaga jarak sosial untuk menangani virus Corona, Trump menyerukan kepada orang-orang untuk "Membebaskan Virginia" dan "Membebaskan Michigan."
"Ancaman ini, retorika ini, tidak datang dari negara lain, itu datang dari Washington. Dan itu harus dihentikan," kata Northam dalam konferensi pers.
"Kata-kata memiliki arti bagi orang ... Ketika bahasa digunakan seperti 'membebaskan Virginia,' orang menemukan makna dalam kata-kata itu dan hal ini terjadi," katanya.
Trump sempat marah ketika kasus penculikan ini dikaitkan dengannya. Seperti dilansir Associated Press, Jumat (9/10/2020), Trump sebelumnya mengritik kebijakan Whitmer yang menerapkan pembatasan virus Corona (COVID-19) di Michigan. Diketahui bahwa perintah tetap di rumah untuk warga Michigan dicabut beberapa bulan lalu, namun aturan wajib masker dan larangan pertemuan masih diterapkan.
"Gubernur Whitmer dari Michigan telah melakukan pekerjaan buruk. Dia mengunci negara bagiannya untuk semua orang, kecuali untuk aktivitas berlayar suaminya. Pemerintah federal memberikan bantuan luar biasa untuk rakyat Michigan yang besar," kritik Trump untuk Whitmer via akun Twitternya.
Trump kemudian menuduh Whitmer, yang berasal dari Partai Demokrat ini, tak tahu berterima kasih setelah otoritas penegak hukum AS menggagalkan rencana berbahaya terhadapnya.
"Departemen Kehakiman dan Penegakan Hukum Federal saya mengumumkan hari ini bahwa mereka menggagalkan sebuah rencana berbahaya terhadap Gubernur Michigan. Bukannya mengucapkan terima kasih, dia menyebut saya pendukung Supremasi Kulit Putih," sebut Trump via Twitter.