Lebih dari 10 ribu orang ditangkap dalam unjuk rasa yang digelar di berbagai wilayah Amerika Serikat (AS), untuk mengecam rasialisme dan kebrutalan polisi setelah kematian pria kulit hitam bernama George Floyd.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (4/6/2020), jumlah orang yang ditangkap bertambah ratusan orang setiap harinya. Angka tersebut didasarkan atas penghitungan Associated Press terhadap berbagai penangkapan yang dilakukan otoritas AS di berbagai wilayah saat demo memprotes kematian Floyd.
Disebutkan Associated Press dalam laporannya bahwa sebagian besar penangkapan terkait dengan pelanggaran hukum ringan, seperti pelanggaran jam malam dan enggan membubarkan diri saat unjuk rasa melewati batas waktu. Ratusan orang lainnya ditangkap terkait tindak perampokan dan penjarahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demonstran di AS terus turun ke jalan dan berhadapan dengan polisi antihuru-hara yang bersenjata lengkap. Demonstran juga kerap melanggar jam malam yang diberlakukan di berbagai wilayah. Diketahui bahwa jam malam memberikan wewenang kepada penegak hukum untuk menangkap siapa saja yang melanggarnya.
Kota Los Angeles di negara bagian California menjadi lokasi penangkapan sekitar seperempat dari total angka penangkapan secara nasional itu. Kemudian diikuti oleh New York, Dallas dan Philadelphia.
Kepala Kepolisian Los Angeles, Michel Moore, menuturkan kepada Komisi Polisi setempat pada Selasa (2/6) waktu setempat bahwa penangkapan besar-besaran, terhadap sekitar 2.500 orang, dilakukan karena mereka enggan membubarkan diri dan melanggar jam malam. Sisanya, sebut Moore, ditangkap atas berbagai dugaan tindak pidana termasuk perampokan, penjarahan, penyerangan terhadap polisi dan beberapa tindak kekerasan lainnya.
Di Los Angeles, sebuah kampanye penggalangan dana online sejauh ini mengumpulkan US$ 2 juta untuk membantu lebih dari 3 ribu orang yang ditangkap dalam unjuk rasa sejak Floyd tewas di tangan polisi Minneapolis pada 25 Mei lalu.
Kota lain yang memiliki angka penangkapan mendekati Los Angeles adalah New York City, dengan sekitar 2 ribu orang ditangkap.
Demo Kematian George Floyd di Inggris Berujung Ricuh:
Saat kerusuhan mewarnai unjuk rasa di beberapa kota pekan lalu, para politikus setempat mengklaim bahwa mayoritas demonstran merupakan penghasut dari luar, termasuk pernyataan Gubernur Minnesota yang menyebut 80 persen demonstran berasal dari luar negara bagian itu.
Namun data penangkapan di kota Minneapolis, Minnesota, menunjukkan sebaliknya. Dalam periode 24 jam mulai dari Sabtu (30/5) malam hingga Minggu (31/5) sore, seperti disampaikan oleh Sheriff Hennepin County, sekitar 41 dari 52 demonstran yang ditangkap memiliki surat izin mengemudi yang dirilis di Minnesota.
Di Washington DC, sekitar 86 persen dari 400 orang lebih yang ditangkap dalam unjuk rasa hingga Rabu (3/6) sore waktu setempat, diketahui berasal dari Washington DC, Maryland dan Virginia.
Tidak diketahui pasti berapa banyak orang yang ditahan di dalam sel, mengingat kebanyakan penjara tengah menghadapi wabah virus Corona (COVID-19). Para demonstran yang ditangkap biasanya diikat tangannya dengan zip-ties dan dibawa pergi oleh polisi dengan bus-bus.
Laporan Associated Press tidak memasukkan data penangkapan yang masih belum dilaporkan mulai Rabu (3/6) malam waktu setempat.