Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengklaim dirinya memenangi debat capres pertama dengan rivalnya, Joe Biden, dari Partai Demokrat. Biden menjadi pembahasan hangat di media sosial setelah sempat mengucapkan 'Insyaallah' saat membahas soal laporan pajak Trump dalam debat 29 September.
Trump menyampaikan klaim kemenangan itu saat menemui pendukungnya dalam kampanye di Duluth, Minnesota, pada Rabu (30/9) waktu setempat. Trump dengan yakin menyatakan dirinya menang besar dalam debat pertama dengan Biden di Cleveland, Ohio.
Sementara itu, perbincangan di media sosial menyebut bahwa ungkapan 'insyaallah' yang diucapkan oleh Biden saat debat capres ialah sindiran untuk Trump, yakni soal ketidakpastian pengembalian pajak Trump. Trump dianggap hanya mengembalikan pajak jika Tuhan berkehendak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (1/10/2020):
- Biden Sebut Penampilan Trump dalam Debat Capres 'Aib Nasional'
Calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden, menyebut penampilan Presiden Donald Trump dalam debat capres perdana sebagai 'aib nasional'. Komentar ini dilontarkan setelah Trump tidak membahas kekhawatiran rakyat AS dan enggan mengecam kelompok supremasi kulit putih dengan tegas.
"Mungkin saya tidak boleh mengatakan ini, tetapi Presiden Amerika Serikat bersikap seperti itu (saat debat capres) -- saya pikir itu menjadi aib nasional," ucap Biden seperti dilansir AFP, Kamis (1/10/2020).
Diketahui bahwa Biden dan Trump terlibat perang kata-kata yang sengit dalam debat capres perdana di Cleveland, Ohio, pada Selasa (29/9) malam waktu AS. Kedua capres saling melancarkan serangan personal, namun Trump secara luas dianggap lebih banyak mengganggu Biden sepanjang debat, hingga Biden akhirnya meminta Trump untuk 'diam'.
- Trump Klaim Menangi Debat Capres Pertama dengan Biden
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengklaim dirinya memenangkan debat calon presiden (capres) perdana dengan penantangnya, Joe Biden, capres dari Partai Demokrat. Trump menyebut dirinya berhasil mengekspose agenda berbahaya Biden.
Seperti dilansir Associated Press dan Fox News, Kamis (1/10/2020), Trump menyampaikan klaim kemenangan itu saat menemui pendukungnya dalam kampanye di Duluth, Minnesota, pada Rabu (30/9) waktu setempat. Di hadapan pendukungnya, Trump mengakui dirinya menikmati debat dengan Biden.
"Saya sangat menikmati debat semalam dengan Sleepy Joe," ujar Trump merujuk pada nama panggilan Biden yang biasa digunakannya.
"Putusannya sudah ditetapkan dan mereka mengatakan bahwa kita, kita semua, menang besar semalam," klaim Trump kepada para pendukungnya.
- Biden Keceplosan Ucap 'Insyaallah' Saat Debat Capres
Pada salah satu momen di debat calon Presiden AS, mantan Wakil Presiden Joe Biden mengucapkan 'insyaallah' saat membahas masalah pajak Donald Trump. Ucapan Biden itu pun ramai dibahas di media sosial.
Dilansir CNN, Kamis (1/10/2020), mulanya, Biden menekan Presiden Donald Trump tentang kapan publik AS akan melihat pengembalian pajaknya yang telah lama dinantikan, dia bertanya: "Kapan? Insyaallah?"
Bagi muslim, 'insyaallah' dimaknai sebagai komitmen kuat untuk melaksanakan suatu janji. Namun dalam nilai umum, 'insyaallah' kerap diidentikkan sebagai respons 'tidak berkomitmen' terhadap sebuah pertanyaan. Padahal, seperti disebut sebelumnya, pernyataan 'insyaallah' harusnya menjadi tanda bahwa seseorang berkomitmen melaksanakan sesuatu yang sudah diucapkan.
- Alexei Navalny: Putin Ada di Balik Kejahatan terhadap Saya
Tokoh oposisi Rusia yang juga pengkritik Kremlin, Alexei Navalny, menyebut Presiden Vladimir Putin ada di balik dugaan diracunnya dirinya. Navalny menekankan dirinya tidak takut pada apapun.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (1/10/2020), Navalny diterbangkan dari Rusia ke Berlin, Jerman, pada Agustus lalu setelah dia jatuh sakit dalam penerbangan domestik. Navalny kemudian menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Charite, Berlin.
Dalam wawancara dengan media terkemuka Jerman, Der Spiegel, Navalny menyebut nama Putin saat ditanya soal dugaan diracunnya dirinya.
"Saya mengklaim bahwa Putin ada di balik kejahatan tersebut dan saya tidak memiliki versi lain atas apa yang terjadi," tegas Navalnya kepada Der Spiegel. Wawancara ini akan diterbitkan pada Kamis (1/10) malam waktu setempat.
- Pemerintah Turki Dituduh Tutupi Situasi Pandemi Corona Sebenarnya
Pemerintah Turki dituduh menyembunyikan situasi sebenarnya dari pandemi virus Corona (COVID-19) di negara tersebut. Tuduhan ini muncul setelah Kementerian Kesehatan Turki mengungkapkan bahwa angka harian kasus Corona yang dirilis hanya mencakup pasien dengan gejala dan bukan semua kasus positif Corona.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (1/10/2020), Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca, mengakui dalam konferensi pers pada Rabu (30/9) malam bahwa sejak 29 Juli, Turki telah melaporkan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit atau di rumah masing-masing.
Angka itu, sebut Koca, tidak termasuk kasus positif Corona tanpa gejala (asymptomatic). Penjelasan ini disampaikan Koca saat ditanya soal jumlah tambahan kasus harian, yang menjadi indikator penting untuk mencari tahu arah pandemi Corona di negara manapun.
"Kita bicara soal orang-orang dengan gejala. Kita memberikan ini sebagai jumlah pasien harian," tutur Koca kepada wartawan setempat.