Mantan wakil presiden dari Barack Obama, Joe Biden, bakal menantang petahana Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat (AS) 2020. Siapa yang paling digdaya di survei?
Debat perdana capres AS antara Trump versus Biden bakal segera dimulai, Rabu (30/9/2020) pagi ini. Sebelum menyimak debat itu, simak dulu elektabilitas mereka berdua di Negeri Paman Sam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir BBC, Joe Biden selalu lebih unggul dari Donald Trump di jajak pendapat nasional AS selama sepanjang tahun ini. Angka yang diraih mencapai kisaran 50% dalam beberapa pekan terakhir, dan pada beberapa kesempatan unggul 10 angka.
Biden memimpin perolehan suara dalam jajak pendapat di semua negara bagian kunci. Misalnya, Biden memimpin jauh di Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin. Tiga daerah itu adalah negara bagian sarat sektor industri yang dulunya dimenangi Trump dengan selisih kurang dari 1% pada 2016 lalu.
Ada juga daerah yang masih dimenangi Trump, yakni di Iowa, Ohio, dan Texas berada pada kisaran 8-10% pada 2016. Kini Trump berkejaran dengan Biden di ketiga daerah itu.
![]() |
BBC menduga hasil survei inilah yang membuat Trump mengganti manajer tim kampanyenya pada Juli lalu. Trump juga sering menyebut 'jajak pendapat palsu'.
Siapa yang menang nanti? Prediksi terkini menyebut kemenangan Trump pada 3 November adalah satu banding tiga saja.
Kebijakan Trump terhadap penanganan pandemi COVID-19 di negaranya turut memengaruhi suara di survei. Pertengahan Maret, Trump mengumumkan darurat nasional dan menyediakan USD 50 miliar bagi semua negara bagian. Tak lama kemudian, berdasarkan data lembaga Ipsos, 5% warga AS mendukung tindakannya.
Meski begitu, mayoritas warga AS tidak terkesan dengan penanganan pandemi pemerintahan Presiden Donald Trump. Simpatisan Partai Republik terus mendukung Trump, dukungan dari pemilih Partai Demokrat menghilang dari Trump.
CNBC melaporkan pada Kamis (24/9) kemarin, Biden memperoleh hasil survei yang stabil di atas Trump jelang debat pertama. Di polling NBC News, Biden memimpin lebih dari 8 poin di atas Trump.
Di polling The RealClearPolitics per 24 September kemarin, Biden memimpin 7 poin di atas Trump. Di polling nasional FiveThirtyEight, Biden memimpin 7,4 poin melampaui Trump.
![]() |
Itu cuma suara populer
Keunggulan Biden itu cuma berdasarkan suara populer. Elektabilitas Biden yang tinggi bukanlah jaminan Biden bakal menang di Pilpres AS. Soalnya, sistem pemilihan di AS tidak segagah Indonesia.
AS menerapkan sistem pemilihan elektoral. Rakyat AS tidak memilih langsung presiden mereka, tapi memilih elector yang akan mewakili mereka memilih Biden atau Trump.
Baca juga: Mengenal Electoral College di Pilpres AS |
Setiap negara bagian memiliki jumlah elector yang didasarkan pada jumlah anggota House of Representative (DPR) ditambah jumlah anggota Senat AS, untuk masing-masing negara bagian. Ada total 50 negara bagian di AS. Ada negara-negara dengan suara elektoral yang luar biasa banyak, biasa disebut sebagai 'battleground states'.
Seluruh negara bagian AS menentukan aturan winner-takes-all, kecuali Nebraska dan Maine. Dengan aturan itu, berarti kandidat yang meraup suara mayoritas akan langsung memenangkan seluruh electoral college di negara bagian tersebut.
Total ada 538 electoral college di 50 negara bagian AS. Capres yang pertama meraup 270 electoral college akan menjadi pemenang pilpres AS.
Dengan sistem electoral college ini, ada situasi langka yang mungkin terjadi. Situasi yang dimaksud adalah saat pemenang voting populer, atau kandidat yang memenangkan suara mayoritas secara nasional, gagal menjadi Presiden AS karena kalah dalam perolehan electoral college.