"Saya pikir ada antara 250 ribu hingga 300 ribu orang yang sekarang tidak memiliki rumah," tutur Gubernur Beirut, Marwan Aboud, dalam pernyataan kepada AFP, Rabu (5/8/2020).
Gubernur Aboud juga memperkirakan bahwa kerusakan akibat ledakan dahsyat pada Selasa (4/8) waktu setempat mencapai sekitar US$ 3 miliar hingga US$ 5 miliar (Rp 43,6 triliun hingga Rp 72,8 triliun).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, Palang Merah Lebanon menyebut lebih dari 100 orang meninggal dunia dan sekitar 4 ribu orang lainnya luka-luka akibat dua ledakan besar itu.
Sementara Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan ratusan orang dilaporkan hilang oleh keluarga masing-masing usai ledakan. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa jumlah korban meninggal masih bisa bertambah lagi.
(rdp/ita)