Sementara itu, seperti dilansir ABC Australia, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mendorong digelarnya penyelidikan global atas asal-usul pandemi COVID-19, termasuk upaya penanganan yang dilakukan China di kota Wuhan.
Tak hanya itu, ia menginginkan keterbukaan bagaimana langkah penanganan yang dilakukan di China di tahap-tahap awal di kota Wuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usulan itu dia kemukakan karena pihaknya tidak yakin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menggelar penyelidikan atas persoalan ini. Menurut Menlu Payne, penyelidikan semacam itu akan membutuhkan kerjasama internasional.
"Hal ini membutuhkan dukungan banyak pihak dan negara untuk bersama-sama mendorong transparansi dan memastikan bahwa adanya mekanisme penyelidikan yang bisa dipercaya," paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel. Dia menyerukan agar China untuk lebih transparan soal pandemi virus Corona (COVID-19).
"Saya yakin semakin transparan China tentang asal mula dari virus ini, semakin baik bagi semua orang di dunia untuk mempelajarinya," ucap Merkel kepada wartawan di Berlin, seperti dilansir AFP, Selasa (21/4/2020).
Kritikan terhadap China yang dianggap meremehkan skala dan situasi di tengah merebaknya virus Corona juga disampaikan oleh berbagai negara. Pekan lalu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menuturkan kepada Financial Times bahwa akan naif untuk berpikir China telah menangani pandemi virus Corona dengan baik.
"Jelas-jelas ada hal-hal yang telah terjadi yang belum kita ketahui," sebut Macron.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, menyebut China akan menghadapi 'pertanyaan sulit' soal pandemi virus Corona, seperti 'bagaimana itu terjadi dan bagaimana itu tidak bisa dihentikan sejak awal'.