Ragam Tudingan untuk China Gegara Dugaan Tak Transparan soal Corona

Round-Up

Ragam Tudingan untuk China Gegara Dugaan Tak Transparan soal Corona

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 22 Apr 2020 07:00 WIB
Virus corona: China bantah menutup-nutupi lonjakan kematian akibat Covid-19
Foto: China bantah tutupi data terkait Corona (BBC World)
Jakarta -

Para pemimpin dunia ramai-ramai menyorot China yang pertama kali melaporkan kasus virus Corona. China mendapat beragam tudingan terkait asal-usul penyakit bernama COVID-19 ini.

Sebagaimana diketahui, mulanya virus Corona pertama kali merebak kota Wuhan, Hubei, China pada akhir Desember 2019. Virus ini kemudian menular dengan cepat ke seluruh penjuru dunia.

Sejumlah dugaan terkait asal-usul virus Corona lantas mencuat. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berniat mengirimkan para penyelidik ke China untuk menyelidiki pandemi ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini disampaikan Trump setelah sebelumnya mengungkapkan AS sedang menyelidiki apakah virus Corona berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, China.

Seperti dilansir CNN, Senin (20/4/2020), AS diketahui sebelumnya telah mengajukan permintaan serupa, namun ditolak. Gedung Putih terus menuduh China menyembunyikan informasi akurat soal virus Corona di negaranya.

ADVERTISEMENT

"Kita bicara dengan China. Kita sudah lama bicara dengan mereka soal ingin masuk (mengirimkan penyelidik). Kita ingin masuk (ke China)," ujar Trump dalam konferensi pers terbaru soal pandemi virus Corona di Gedung Putih pada Minggu (19/4) waktu setempat.

Ajak Dunia Bersatu Lawan Corona, China: Kami Juga Korban:

Sementara itu, seperti dilansir ABC Australia, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mendorong digelarnya penyelidikan global atas asal-usul pandemi COVID-19, termasuk upaya penanganan yang dilakukan China di kota Wuhan.

Tak hanya itu, ia menginginkan keterbukaan bagaimana langkah penanganan yang dilakukan di China di tahap-tahap awal di kota Wuhan.

Usulan itu dia kemukakan karena pihaknya tidak yakin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menggelar penyelidikan atas persoalan ini. Menurut Menlu Payne, penyelidikan semacam itu akan membutuhkan kerjasama internasional.

"Hal ini membutuhkan dukungan banyak pihak dan negara untuk bersama-sama mendorong transparansi dan memastikan bahwa adanya mekanisme penyelidikan yang bisa dipercaya," paparnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel. Dia menyerukan agar China untuk lebih transparan soal pandemi virus Corona (COVID-19).

"Saya yakin semakin transparan China tentang asal mula dari virus ini, semakin baik bagi semua orang di dunia untuk mempelajarinya," ucap Merkel kepada wartawan di Berlin, seperti dilansir AFP, Selasa (21/4/2020).

Kritikan terhadap China yang dianggap meremehkan skala dan situasi di tengah merebaknya virus Corona juga disampaikan oleh berbagai negara. Pekan lalu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menuturkan kepada Financial Times bahwa akan naif untuk berpikir China telah menangani pandemi virus Corona dengan baik.

"Jelas-jelas ada hal-hal yang telah terjadi yang belum kita ketahui," sebut Macron.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, menyebut China akan menghadapi 'pertanyaan sulit' soal pandemi virus Corona, seperti 'bagaimana itu terjadi dan bagaimana itu tidak bisa dihentikan sejak awal'.

Respons WHO

Merespons seruan Australia itu, WHO menegaskan bahwa pihaknya telah mengingatkan bahaya virus Corona sejak awal dan tak menyembunyikan apapun dari Amerika Serikat mengenai pandemi mematikan itu.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tak ada rahasia di badan kesehatan PBB tersebut. Hal ini disampaikan setelah WHO dikritik Presiden AS Donald Trump yang menuding badan PBB itu meremehkan wabah awal COVID-19 di China.

"Kami telah memperingatkan sejak hari pertama bahwa ini adalah iblis yang harus dilawan semua orang," kata Tedros dalam briefing virtual di Jenewa, Swiss seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (21/4/2020).

Reaksi Keras China

China pun bereaksi keras atas tudingan tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang menyebut tuduhan-tuduhan itu tidak menghormati "upaya luar biasa dan pengorbanan rakyat China" dalam memerangi penularan virus Corona.

"Setiap keraguan tentang transparansi China dalam pencegahan dan pengendalian situasi epidemi, tidaklah sejalan dengan fakta," kata Geng dalam jumpa pers reguler seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (21/4/2020).

Para ilmuwan China menyatakan bahwa virus Corona kemungkinan besar ditularkan ke manusia di sebuah pasar basah di mana hewan-hewan liar dijual.

Teori-teori belum terbukti yang menyebut virus Corona berasal dari sebuah laboratorium dengan keamanan ketat di Wuhan diangkat oleh para pejabat AS, termasuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang menyatakan penyelidikan masih dilakukan untuk mencari tahu bagaimana virus Corona merajalela.

Institusi Virologi Wuhan membantah keras tuduhan yang menyebut pihaknya sebagai sumber pandemi virus Corona, dengan menyatakan itu hal yang 'mustahil'.

Otoritas China dituduh menutup-nutupi pandemi virus Corona sejak awal dan pekan lalu, otoritas kota Wuhan mengakui kesalahan penghitungan korban meninggal dan total kasus.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads