Sejumlah sipir penjara dan narapidana di penjara Filipina yang penuh sesak, dinyatakan positif Corona. Pemerintah Filipina didesak untuk membebaskan para napi.
Seperti dilansir dari AFP, Jumat (17/4/2020) para pejabat terkait menyebut sudah ada 18 orang yang dites Corona. Mereka terdiri dari sipir penjara dan narapidana. Hasilnya mereka positif terinfeksi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Biro Manajemen Penjara Xavier Solda merinci, sembilan narapidana dan sembilan staf penjara dinyatakan positif terinfeksi virus Corona.
Solda menambahkan, para tahanan tersebut telah diisolasi dan staf penjara diminta melakukan karantina mandiri di rumah. Saat ini pihaknya masih melacak kontak dekat mereka.
"Kami masih dalam proses pelacakan kontak secara intensif," kata Solda.
30 tahanan lainnya dilaporkan menunjukkan gejala infeksi Corona di penjara Kota Quezon di ibukota Manila - penjara yang sangat ramai sehingga para napi bergantian tidur di tangga dan lapangan basket terbuka.
Wabah ini telah memicu seruan kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) agar pemerintah membebaskan lebih awal para tahanan yang didakwa dengan pelanggaran tanpa kekerasan. Juga pembebasan orang sakit dan orang tua sebagai upaya untuk mengurangi kepadatan penjara dan menurunkan risiko penularan.
Untuk diketahui, Filipina memiliki jumlah kasus Corona yang meningkat secara stabil, dengan 5.878 kasus dan 387 kematian hingga hari Jumat (17/4).
Upaya social distancing hampir tidak mungkin dilakukan di penjara, di mana sel-sel kadang-kadang harus diisi dengan tahanan yang jumlahnya lima kali lipat dari kapasitas.
Kepadatan penjara telah menjadi masalah yang lebih besar sejak Presiden Rodrigo Duterte mencanangkan penumpasan terhadap kejahatan narkoba pada tahun 2016, yang telah menyebabkan ribuan orang mendekam di penjara.
Pengadilan Tinggi Filipina pada hari Jumat menunda keputusan tentang apakah akan membebaskan tahanan yang paling rentan. Sebaliknya, pengadilan memerintahkan pemerintah untuk menyerahkan laporan tentang langkah-langkah untuk mencegah Corona di dalam penjara.
"Pembebasan tahanan dan langkah-langkah lain untuk mengatasi kepadatan parah di penjara kita, secara harfiah adalah masalah hidup dan mati," kata ketua Kelompok Bantuan Hukum Gratis, Jose Manuel Diokno, Jumat (17/4).
Kritikus Presiden Rodrigo Duterte itu menambahkan, jika usulannya tidak dilakukan, virus Corona 'akan mengamuk".
Sementara itu, Wakil Direktur Asia untuk Hak Asasi Manusia, Phil Robertson mengatakan bahwa Manila harus "bertindak segera untuk mengurangi apa yang bisa menjadi bencana di dalam penjara negara yang penuh sesak".