Pemerintah Kolombia memerintahkan pembebasan sementara lebih dari 4 ribu tahanan, sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona dan mengurangi kapasitas penjara yang penuh sesak.
Di negara Amerika Selatan itu, dua tahanan telah meninggal karena penyakit COVID-19.
Presiden Kolombia Ivan Duque mengatakan, pembebasan tahanan tersebut dimaksudkan untuk memastikan "orang-orang yang paling rentan akan virus bisa keluar dari kurungan penjara dan menjalani tahanan rumah serta meningkatkan perlindungan kesehatan mereka."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Kehakiman Margarita Cabello mengatakan, para tahanan yang akan mendapat pembebasan sementara ini mencakup mereka yang berumur di atas 60 tahun, tahanan yang memiliki penyakit atau disabilitas, mereka yang telah menjalani hukuman setidaknya 40 persen dari masa hukuman, para ibu yang sedang menyusui bayi dan tahanan perempuan yang memiliki anak-anak berumur di bawah tiga tahun.
"Ini salah satu langkah yang kami ambil untuk menangani pandemi ini," kata Cabello seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (16/4/2020).
Tonton video Napi Berulah Lagi Usai Bebas, Yasonna: Tak Akan Dapat Remisi:
Ditambahkan Cabello, setelah enam bulan, para tahanan yang dibebaskan itu akan kembali ke penjara untuk menjalani hukuman mereka. Para tahanan yang melanggar ketentuan penahanan rumah ini akan langsung dikirimkan kembali ke penjara.
Keputusan pemerintah ini tidak berlaku untuk para tahanan yang merupakan anggota kelompok bersenjata, atau mereka yang dihukum karena peredaran narkoba, kejahatan seksual ataupun kejahatan terhadap kemanusiaan.
Langkah ini diambil tiga pekan setelah kerusuhan di sebuah penjara di Bogota, ibu kota Kolombia yang menewaskan 23 orang dan melukai 91 orang lainnya.
Sejauh ini, Kolombia telah mencatat lebih dari 3 ribu kasus infeksi virus Corona, termasuk 127 kematian.
(ita/ita)