Militer Amerika Serikat dan Korea Selatan (Korsel) menunda latihan gabungan dikarenakan wabah virus corona di Korsel.
Keputusan untuk menunda latihan militer gabungan ini diambil setelah Seoul menetapkan level waspada tertinggi terkait virus corona. Pihak Komando Pasukan Gabungan menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/2/2020) bahwa penundaan ini berlangsung "hingga pengumuman lebih lanjut".
Diketahui bahwa AS menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korsea Selatan untuk melindungi negara itu dari Korea Utara (Korut). Kebanyakan dari tentara-tentara AS itu ditempatkan di Kamp Humphreys di Pyeongtaek -- fasilitas militer terbesar AS di luar negeri.
Kini dengan total 1.595 kasus corona, Korsel menjadi negara dengan jumlah kasus corona terbesar di dunia selain China. Otoritas kesehatan Korsel melaporkan pada Kamis (27/2) ini tercatat 334 kasus baru di negeri Ginseng itu dengan jumlah korban jiwa sebanyak 12 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah menyesal telah menimbulkan kekhawatiran kepada publik dengan laju peningkatan cepat dalam jumlah kasus secara nasional," kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip kepada wartawan.
Total kasus corona diperkirakan akan semakin meningkat setelah pemeriksaan dimulai pada lebih dari 210.000 anggota Gereja Shincheonji Yesus, entitas rahasia yang sering dituduh sebagai aliran sesat, yang terkait dengan lebih dari setengah kasus corona di negara itu.
Seorang anggota sekte itu, nenek berusia 61 tahun menderita demam pada 10 Februari, tetapi menghadiri setidaknya empat kebaktian gereja di Daegu tersebut -- kota terbesar keempat Korsel dengan populasi 2,5 juta dan menjadi episentrum wabah corona -- sebelum didiagnosis.