Seperti dilansir AFP, Selasa (31/12/2019), angin kencang yang menghancurkan dan hujan deras yang terus mengguyur saat topan Phanfone menerjang telah menumbangkan rumah-rumah warga yang rapuh dan menghancurkan sejumlah gedung komersial di kawasan Pulau Visayas.
Secara keseluruhan, topan Phanfone ini berdampak pada lebih dari 2 juta orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedikitnya 80 ribu orang masih menempati kamp-kamp pengungsian dan diperkirakan akan tetap berada di sana hingga Tahun Baru, jika merujuk pada besarnya kerusakan yang disebabkan topan Phanfone.
"Kami sedih bahwa beberapa rekan senegara kami masih ada di pusat-pusat evakuasi, tapi kami memastikan bahwa mereka akan terus menerima dukungan hingga mereka bangkit kembali," ucap juru bicara Badan Bencana Nasional Filipina, Mark Timbal, kepada AFP.
Sejak topan menerjang pekan lalu, lima orang dilaporkan masih hilang. Sekitar 143 orang lainnya mengalami luka-luka dalam berbagai insiden yang dipicu topan Phanfone.
Korban tewas akibat topan ini termasuk tiga pelaut yang tewas setelah kapal mereka terbalik, kemudian seorang polisi yang tersengat listrik dan seorang pria yang tertimpa pohon tumbang.
Topan Phanfone, yang oleh warga lokal disebut sebagai topan Ursula, merupakan topan ke-21 yang menerjang Filipina sepanjang tahun 2019 ini. Dengan korban tewas mencapai 50 orang, topan Phanfone tercatat sebagai topan paling mematikan di Filipina sepanjang tahun ini.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini