Zakir Naik Tetap di Malaysia, Tapi Tak Boleh Lagi Bersuara

Round-Up

Zakir Naik Tetap di Malaysia, Tapi Tak Boleh Lagi Bersuara

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 21 Agu 2019 20:01 WIB
Zakir Naik (Foto: BBC Magazine)


Seperti dilansir media lokal Malaysia, Malaysiakini dan The Star, Kamis (15/8/2019), komentar Zakir Naik yang memicu kontroversi itu disampaikan saat dia berbicara dalam acara dialog keagamaan 'Executive Talk bersama Dr Zakir Naik' di Kota Baru, Kelantan pada 8 Agustus lalu.

Zakir Naik sedang bicara soal bagaimana Islam menyebar secara damai di Malaysia melalui para pedagang, saat tiba-tiba dia membahas soal warga etnis China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian, lebih banyak orang datang dan Malaysia menjadi Muslim sepenuhnya. Kemudian Anda mendapati warga China datang, warga India datang, warga Inggris datang. Mereka adalah tamu baru kita," ucap Zakir Naik dalam acara tersebut.

"Anda tahu seseorang menyebut saya tamu. Jadi saya katakan, sebelum saya, warga China adalah tamu. Mereka tidak lahir di sini. Jika Anda ingin tamu baru untuk pergi, maka minta tamu lama untuk pulang lebih dulu," imbuhnya.
"Warga China tidak lahir di sini, kebanyakan dari mereka. Mungkin generasi barunya, iya," sebut Zakir Naik.

"Jika Anda ingin tamu untuk pulang, dan tamu-tamu itu membawa perdamaian bagi masyarakat, mereka menjadi keuntungan bagi keluarga," ujarnya sebelum sedikit bergumam dan kemudian kembali ke topik pembahasan.

Komentar kontroversial Zakir Naik itu disampaikan dalam dialog yang digelar oleh pemerintah negara bagian Kelantan dan dibuka oleh Wakil Menteri Besar Mohd Amar Nik Abdullah di Main Banquet Hall di kantor pusat pemerintah Kelantan di Kota Baru.

Dalam acara yang sama, Zakir Naik juga sempat membahas soal warga penganut Hindu di Malaysia, yang disebutnya lebih mempercayai pemerintah India, daripada pemerintahan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad. Komentar itu juga menuai kecaman.

Atas hal itu sebelumnya Zakir Naik sudah meminta maaf. Apa kata Zakir Naik?
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads