Seperti dilansir AFP, Rabu (12/6/2019), Nizar Zakka yang berusia 50-an tahun dan seorang permanent resident AS, ditangkap pada September 2015 saat berkunjung ke Iran. Dia divonis bersalah atas dakwaan menjadi mata-mata untuk AS pada Juli 2015.
Diketahui bahwa Zakka merupakan Kepala Organisasi Arab ICT, sebuah organisasi non-profit yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di kawasan Timur Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu, televisi nasional Iran menyebut Zakka dituduh 'memiliki keterkaitan mendalam dengan militer dan dinas intelijen Amerika Serikat'. Tayangan televisi saat itu menunjukkan sejumlah foto seorang pria berseragam militer yang disebut sebagai Zakka saat di pangkalan militer AS.
Pada Selasa (11/6) waktu setempat, Zakka tiba di Lebanon setelah resmi dibebaskan otoritas Iran. Dia dikawal kembali ke negara asalnya oleh Kepala Dewan Ketahanan Lebanon, Abbas Ibrahim.
Zakka kemudian bertemu dengan Presiden Michel Aoun di istana kepresidenan Lebanon. Dalam pernyataan yang disampaikan usai pertemuan itu, Zakka menolak untuk mengomentari situasi yang menyelimuti pembebasannya. Dia tetap menegaskan tidak bersalah atas dakwaan mata-mata yang dituduhkan Iran.
"Tidak ada spionase," tegas Zakka sembari menuduh Iran telah 'menculiknya' dengan menjeratkan dakwaan palsu dan menggelar 'sandiwara persidangan'.
Akhir tahun 2017, pengadilan Iran memperkuat vonis 10 tahun penjara yang dijatuhkan terhadap Zakka. Keluarga Zakka sebelumnya menuduh pemerintah Lebanon mengabaikan kasus ini.
Otoritas AS menyambut baik pembebasan Zakka oleh Iran. AS memuji peran Lebanon dalam mengakhiri penahanan 'tidak sah' terhadap Zakka oleh Iran. "Kami berharap agar pembebasan Zakka menjadi sinyal positif bagi para tahanan asal Amerika di Iran," ucap salah satu juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Hubungan Iran dan AS semakin memburuk setelah Presiden AS Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran. Beberapa bulan lalu, AS memasukkan Garda Revolusi Iran ke dalam daftar organisasi teroris dan memperketat sanksi terhadap Iran. AS juga mengumumkan pengerahan armada militer ke kawasan Timur Tengah dalam langkah yang disebut untuk menangkal 'ancaman Iran'.
(nvc/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini