Pertempuran sengit masih terus terjadi di kota Mosul, yang hingga kini masih dikuasai ISIS. Pasukan Irak yang didukung koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) terus menyerbu ISIS, yang melawan dengan serangkaian serangan bom keji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Anak dan 2 Wanita Luka-luka Terpapar Senjata Kimia di Mosul
Namun sejumlah sumber intelijen AS dan Irak menyebut, absennya komunikasi dari kepemimpinan ISIS dan direbutnya kembali sejumlah wilayah di Mosul yang pernah dikuasai ISIS, mengindikasikan Baghdadi telah meninggalkan kota itu.
Baghdadi kini dilaporkan bersembunyi di kawasan gurun dan fokus pada keselamatan dirinya. Selama ini, Baghdadi menjadi target yang sukar ditangkap. Dia diketahui jarang menggunakan alat komunikasi yang bisa dipantau dan terus bergerak, bahkan beberapa kali berpindah tempat dalam 24 jam.
Dikatakan sumber tersebut, dari berbagai upaya untuk melacak Baghdadi, diyakini dia kini bersembunyi di tengah-tengah warga sipil yang menjadi simpatisan ISIS, yang tinggal di desa-desa gurun setempat. Menurut sumber itu, Baghdadi tidak mungkin bersembunyi bersama para militannya di barak-barak, yang ada di area urban yang menjadi lokasi pertempuran.
Baca juga: Nyaris 2.400 Warga Irak Kabur dari Mosul dalam 24 Jam
ISIS berada di puncak kejayaan sekitar 2 tahun lalu, saat kelompok radikal itu menguasai sejumlah wilayah strategis mulai dari Suriah bagian utara, di sepanjang Sungai Tigris dan Efrat, hingga ke pinggiran Baghdad, Irak. Seiring waktu, beberapa wilayah yang dikuasai ISIS mulai direbut kembali.
Pasukan Irak yang didukung koalisi AS melancarkan operasi merebut kembali Mosul sejak lima bulan lalu. Kota Mosul merupakan kota terbesar yang pernah dikuasai ISIS. Selain Mosul di Irak, kota Raqqa di Suriah juga masih dikuasai ISIS, namun kota itu jauh lebih kecil dari Mosul.
Pada Januari lalu, pasukan Irak berhasil menguasai separuh wilayah Mosul, tepatnya di bagian timur. Para komandan Irak kemudian melancarkan operasi lanjutan untuk merebut Mosul bagian Barat sejak bulan lalu. Irak mengklaim, kemajuan dalam operasi itu cukup stabil. Sedangkan koalisi AS menyatakan, kemenangan atas ISIS kini tak terhindarkan.
(nvc/ita)