Dituturkan Menteri Imigrasi dan Pengungsian, Jasem Mohammed al-Jaff, personel operasional di lapangan telah menampung ribuan warga yang mengungsi dari pertempuran sengit di Mosul itu, sejak Sabtu (25/2) siang hingga Minggu (26/2) siang waktu setempat, atau dalam 24 jam.
Saat ini, warga yang mengungsi itu telah ditampung di kamp pengungsian al-Jada'a dan juga di Bandara Al-Qayyara, Mosul bagian selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan Al-Jaff, total ada 3.888 warga yang mengungsi sejak operasi militer dimulai di Mosul bagian barat pada 19 Februari lalu.
Pada Sabtu (25/2) waktu setempat, Kepolisian Federal Irak melaporkan via akun Twitter-nya, bahwa lebih dari 50 warga sipil tewas maupun luka-luka akibat ranjau saat mereka melarikan diri dari sebuah desa yang berjarak 14 kilometer dari Mosul, pada Jumat (24/2) malam.
Operasi militer untuk membebaskan kota Mosul dari ISIS berlangsung sengit. Mayor Mustafa Al-Iraqi dari Dinas Antiterorisme Irak menyebut, ISIS melepas tembakan dengan mortir dan senjata ringan ke arah warga sipil yang berusaha kabur dari Ma'moun.
"Pasukan antiterorisme telah membebaskan wilayah Al-Ma'moun dan mengibarkan bendera Irak di atas gedung-gedung," ujar Komandan Pasukan Irak di Nineveh, Letnan Jenderal Abdul Amir Rasheed Yarallah dalam keterangannya.
Baca juga: Usir ISIS, Pasukan Irak Gempur Bandara dan Pangkalan Militer Mosul
Sementara itu, Kepolisian Federal Irak dilaporkan berhasil mengamankan sebuah kendaraan yang dipasangi kontainer besar berisi 1.000 liter gas beracun, yang diyakini sengaja ditempatkan oleh ISIS di dekat Bandara Mosul.
(nvc/ita)