Mosul Barat menjadi lokasi pertempuran sengit antara pasukan Irak dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sejak pertengahan bulan lalu. ISIS yang menguasai sebagian besar wilayah itu, diketahui secara berkala menggunakan senjata kimia yang belum sempurna dalam serangannya.
"Dalam dua hari terakhir, rumah sakit (dekat Mosul) menerima lima anak-anak dan dua wanita yang menunjukkan gejala-gejala klinis yang konsisten dengan paparan juga luka melepuh akibat gas kimia," terang Direktur Palang Merah Timur Tengah, Robert Mardini, seperti dilansir AFP, Sabtu (4/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Nyaris 2.400 Warga Irak Kabur dari Mosul dalam 24 Jam
Pernyataan Mardini itu tidak menjelaskan lebih lanjut, apakah ketujuh warga sipil itu terluka akibat satu serangan yang sama atau beberapa serangan berbeda. Tidak diketahui pasti bagaimana senjata kimia itu bisa berada di Mosul dan siapa yang bertanggung jawab atas penggunaannya.
Sejumlah pejabat militer Irak mengaku tidak memiliki informasi soal serangan senjata kimia di kawasan Mosul, baru-baru ini.
ISIS menguasai sejumlah besar wilayah penting di utara dan barat ibu kota Baghdad tahun 2014 lalu. Pasukan Irak yang didukung koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dan didukung pihak lain, melakukan perlawanan dan telah berhasil merebut kembali beberapa kota yang sempat diduduki ISIS.
Kota Mosul merupakan kota terbesar kedua di Irak. Wilayah barat kota itu yang paling padat penduduknya, masih dikuasai ISIS. Operasi merebut Mosul bagian barat dilancarkan sejak 19 Februari lalu hingga kini.
(nvc/try)