"Seluruh artikel ini hanya fiksi, dan bagi New York Times melakukan pembunuhan karakter terorganisir dan salah besar untuk topik seperti ini, sungguh berbahaya," tegas penasihat senior pada tim Kampanye Trump, Jason Miller, dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters dan AFP, Kamis (13/10/2016).
"Untuk mengungkit kembali peristiwa beberapa dekade lalu, dalam upaya memfitnah bahwa Trump meremehkan kekerasan seksual, dan menetapkan level rendah baru saat media berupaya kuat menentukan arah pemilu ini," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 2 Wanita AS Mengaku Pernah Disentuh Paksa Donald Trump
Dalam artikelnya, NYT memuat keterangan dua wanita bernama Jessica Leeds dan Rachel Crooks yang mengaku pernah dicium dan disentuh Trump secara paksa. Kedua wanita itu, salah satunya muncul dalam video NYT, tidak melaporkan perbuatan Trump ke pihak berwenang. Namun keduanya menceritakan insiden yang mereka alami kepada keluarga dan teman-teman mereka.
Dalam pernyataan terpisah, NYT menyebut Trump menelepon pihaknya dengan nada marah, menyangkal insiden itu pernah terjadi. Trump, sebut NYT, bahkan mengancam akan menggugat surat kabar AS itu.
"Kami tetap mempertahankan kisah ini, yang jelas masuk dalam ranah jurnalisme pelayanan publik," tegas juru bicara NYT dalam pernyataan itu.
Baca juga: Obama Sebut Komentar Cabul Trump tentang Wanita Tidak Bisa Dibenarkan
Artikel NYT muncul setelah kehebohan rekaman video tahun 2005, yang menunjukkan Trump membanggakan diri bisa menyentuh dan mencium wanita secara paksa. Trump juga mengaku pernah berusaha menggoda seorang wanita bersuami.
Isu komentar cabul Trump itu dibahas dalam debat capres sesi kedua pada 9 Oktober lalu. Dalam debat, Trump kembali meminta maaf dan mengaku malu atas perkataannya di masa lalu, namun dia menyebut percakapan itu biasa dibahas sesama pria. Trump juga menegaskan dirinya tidak pernah melakukan semua hal yang diucapkannya dalam video itu.
Secara terpisah, tim kampanye capres Partai Demokrat Hillary Clinton, rival Trump, menyebut artikel NYT soal tudingan pelecehan seksual oleh Trump itu sangat mengganggu.
"Laporan ini menunjukkan bahwa di (Trump-red) berbohong di panggung debat dan bahwa perilaku menjijikkan yang dia banggakan di dalam rekaman itu, ternyata bukan sebatas kata-kata belaka," cetus juru bicara tim kampanye Hillary, Jennifer Palmieri.
Baca juga: Komisioner HAM PBB: Trump akan Menjadi Bahaya Global Jika Jadi Presiden AS
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini