Keterangan dua wanita yang menuding Trump melecehkan mereka itu dirilis oleh media ternama AS, The New York Times (NYT), dan dilansir Reuters dan AFP, Kamis (12/10/2016). Hal ini dirilis NYT empat minggu sebelum pilpres AS digelar pada 8 November mendatang.
Wanita pertama bernama Jessica Leeds yang kini berusia 74 tahun, menyebut Trump melecehkan dirinya saat keduanya duduk bersebelahan dalam kabin kelas satu saat penerbangan ke New York sekitar tahun 1980 lalu. Leeds yang saat itu masih aktif menjadi pengusaha wanita untuk sebuah perusahaan kertas, menyebut salah satu pramugari mengundangnya duduk di salah satu kursi kosong di kabin kelas satu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Leeds menyadari dirinya duduk di sebelah Trump, yang belum pernah ditemuinya. Sekitar 45 menit setelah pesawat lepas landas, sebut Leeds, Trump mengangkat sandaran tangan dan mulai meraba payudaranya. Bahkan menurut Leeds, Trump juga berusaha meletakkan tangan di atas roknya.
"Dia (Trump-red) seperti gurita. Tangannya ada di mana-mana. Itu jelas sebuah serangan," terang Leeds soal pengalaman buruknya saat dirinya berusia 38 tahun. Setelah Trump berusaha menyentuhnya, Leeds langsung berlari kembali ke kursi pesawat yang seharusnya dia duduki.
Wanita kedua bernama Rachel Crooks yang pernah bekerja sebagai resepsionis untuk perusahaan real estate yang berkantor di Trump Tower, Manhattan. Insiden yang dialami Crooks terjadi tahun 2005, saat dirinya masih berusia 22 tahun. Saat itu, Crooks berpapasan dengan Trump di luar lift yang ada di gedung Trump Tower. Berusaha sopan, Crooks memperkenalkan diri kepada Trump dan menjabat tangannya, namun Trump tidak melepas tangannya segera.
Baca juga: Tekanan Publik untuk Bocoran Rekaman Komentar Kasar Trump Makin Besar
Dituturkan Crooks, Trump malah menciumnya di pipi dan kemudian tiba-tiba mencium bibirnya. "Dia mencium saya langsung di mulut. Itu sungguh tidak pantas. Saya sangat kesal karena dia pikir saya bukan siapa-siapa sehingga dia melakukan itu," terangnya kepada NYT.
Trump muncul di kantor Crooks beberapa hari usai insiden itu dan meminta nomor teleponnya. Saat Crooks menanyai alasannya, Trump menjawab nomor itu akan diserahkan pada agensi modeling miliknya. Crooks akhirnya memberikan nomor teleponnya dengan alasan menjaga hubungan baik antara Trump dengan perusahaannya, Bayrock Group. Namun, lanjut Crooks, agensi modeling tidak pernah menghubunginya. Selama masih bekerja di Bayrock, Crooks selalu menghindar setiap kali melihat Trump dan bahkan mangkir tidak ikut acara liburan bersama Trump Organization demi menghindari Trump.
Kedua wanita itu tidak pernah melapor pada pihak berwenang. Namun mereka menceritakannya kepada teman dan keluarga mereka, jauh sebelum skandal video 2005 soal komentar cabul Trump mencuat. Teman dan keluarga kedua wanita itu membenarkan kisah mereka.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini