×
Ad

Gempa M 6,3 Guncang Afghanistan, 10 Orang Tewas-260 Luka

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Senin, 03 Nov 2025 12:29 WIB
Jakarta -

Gempa berkekuatan magnitudo 6,3 mengguncang Afganistan utara pada Senin (03/11) dini hari, di dekat kota Mazar-i-Sharif, ibu kota Provinsi Balkh. Melansir Reuters, hingga Senin (03/11) siang WIB, dilaporkan 10 orang tewas dan melukai sekitar 260 orang.

Sementara itu, melalui platform X, badan manajemen bencana nasional Afganistan juga merilis informasi korban tewas.

Radio Hurriyat Pashto melaporkan angka kematian yang lebih tinggi di Samagan, yakni 20 orang. Media pro-Taliban tersebut juga menyebutkan 19 orang lainnya meninggal di distrik Kholm.

Jumlah korban tewas diperkirakan masih bisa bertambah karena proses evakuasi korban dari wilayah terdampak masih berlangsung, menurut unggahan Hurriyat Radio di platform X.

Pusat gempa berada dekat Mazar-i-Sharif

Gempa terjadi sekitar pukul 01.00 dini hari waktu setempat pada Senin (20.30 GMT) dengan kedalaman 28 kilometer dan berjarak sekitar 22 kilometer dari Kholm, dekat Mazar-i-Sharif, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (US Geological Survey/USGS).

Kholm dihuni sekitar 65.000 penduduk, sementara Mazar-i-Sharif merupakan kota terbesar kelima di Afganistan dengan penduduk sekitar 523.000 jiwa.

Menurut laporan kantor berita Prancis AFP, banyak warga di Mazar-i-Sharif berlarian keluar rumah tengah malam karena khawatir bangunan mereka akan runtuh.

USGS mengeluarkan peringatan oranye melalui sistem otomatis PAGER, yang berarti kemungkinan besar terdapat korban jiwa signifikan dan dampak bencana yang meluas.

Gempa ini terjadi hanya dua bulan setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah timur Afganistan dan menewaskan lebih dari 2.200 orang.

Mengapa Afganistan rawan gempa?

Afghanistan termasuk wilayah yang rawan gempa, terutama di sepanjang Pegunungan Hindu Kush yang menjadi titik bertemunya lempeng tektonik Eurasia dan India.

Menurut Reuters, gempa bumi menewaskan rata-rata sekitar 560 orang setiap tahun di Afganistan, dengan kerugian ekonomi diperkirakan mencapai 80 juta dolar AS (sekitar Rp1,27 triliun).

Kajian menunjukkan sedikitnya 355 gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 5,0 telah mengguncang Afganistan sejak tahun 1990.

Jaringan komunikasi dan infrastruktur yang buruk di wilayah pegunungan Afganistan kerap menghambat upaya penanganan bencana. Kondisi ini membuat pihak berwenang membutuhkan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari, untuk mencapai desa-desa terpencil dan menilai tingkat kerusakan.

Selain itu, banyak rumah di Afganistan dibangun dengan batu bata lumpur, sehingga mudah rusak ketika gempa terjadi. Infrastruktur yang buruk di wilayah terpencil juga memperlambat upaya penyelamatan setelah bencana alam seperti gempa bumi.

Negara itu kini juga tengah menghadapi berbagai krisis lain, termasuk kekeringan parah serta kembalinya jutaan warga Afganistan dari negara-negara tetangga, menurut laporan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) pada September lalu.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Fika Ramadhani

Editor: Melisa Lolindu

width="1" height="1" />

Lihat juga Video: Gempa Susulan Masih Terjadi, Warga Afghanistan Minta Bantuan




(ita/ita)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork